Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Resmi Divestasi Saham, Vale Indonesia (INCO) Siap KSO dengan Inalum

Direktur Keuangan Vale Indonesia Bernardus Irmanto mengatakan bahwa ke depan akan banyak sinergi dan kerja sama yang dapat dilakukan dengan PT Inalum.
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan logam, PT Vale Indonesia Tbk., membuka pintu untuk membangun kerja sama operasional strategis dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau PT Inalum setelah terealisasinya divestasi saham perseroan.

Direktur Keuangan Vale Indonesia Bernardus Irmanto mengatakan bahwa ke depan akan banyak sinergi dan kerja sama yang dapat dilakukan dengan PT Inalum, atau yang kini bernama Mining Industry Indonesia (MIND ID).

Menurut Bernardus, sebagai pemegang saham nantinya MIND ID akan turut berkontribusi dalam penetapan rencana strategis perseroaan.

“Kemungkinan kerja sama dalam tataran operasional atau pun strategis sangat dimungkinkan dan itu akan membawa dampak positif bagi perusahaan maupun bagi negara ke depan,” ujar Bernardus kepada Bisnis, Sabtu (20/6/2020).

Untuk diketahui, emiten berkode saham INCO itu telah melakukan penandatanganan perjanjian definitif jual beli saham dengan MIND ID untuk melepas 20 persen sahamnya pada 19 Juni 2020.

Penandatanganan perjanjian itu merupakan kelanjutan dari perjanjian pendahuluan yang sebelumnya ditandatangani pada 11 Oktober 2019 sebagai kewajiban divestasi INCO berdasarkan kontrak karya dengan pemerintah Indonesia untuk keberlanjutan operasi perseroan setelah 2025.

Dalam transaksi itu, Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd sebagai pemegang saham mayoritas INCO akan melepas kepemilikannya masing-masing sebesar 14,9 persen dan 5,1 persen kepada MIND ID.

Dengan demikian, setelah transaksi selesai maka kepemilikan saham INCO akan berubah menjadi Vale Canada Limited sebesar 44,3 persen, MIND ID sebanyak 20 persen, Sumitomo Metal Mining 15 persen, dan publik sebesar 20,7 persen.

MIND ID mencaplok 20 persen saham INCO dengan harga Rp2.780 per saham atau senilai Rp5,52 triliun atau setara US$371 juta. Transaksi itu ditargetkan akan selesai pada akhir 2020.

Adapun, harga transaksi itu sedikit lebih rendah dibandingkan dengan harga pasar saat ini.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (19/6/2020) saham INCO terkoreksi 1,03 persen dan parkir di level Rp2.890 dengan rata-rata harga pergerakan di Rp2.910. Total kapitalisasi pasar INCO saat ini sebesar Rp28,72 triliun,

Jika transaksi dilakukan dengan rata-rata harga pergerakan Jumat (19/6/2020), maka INCO berpotensi mendapatkan Rp5,78 triliun.

Bernardus menjelaskan bahwa valuasi transaksi tersebut merupakan hasil diskusi dan kesepakatan antara Vale Canada Limited dengan Sumitomo Metal Mining sebagai pemegang saham mayoritas INCO dengan MIND ID.

“Kalau dibandingkan dari harga saham pada tanggal penandatanganan definitive agreement, memang harganya tidak jauh berbeda. Kami mengharapkan dari transaksi ini, banyak nilai tambah dan potensi sinergi yang bisa diberikan, yang ke depannya akan mendukung pengembangan bisnis perseroan,” ujar Bernardus.

Sementara itu, Group CEO MIND ID Orias Petrus Moedak mengatakan bahwa partisipasi MIND ID di perusahaan tambang kelas dunia, Vale Indonesia dan PT Freeport Indonesia, merupakan bukti keberhasilan Indonesia dalam menjaga dan menarik investasi perusahaan global ke industri pertambangan nasional.

“Di masa mendatang, akses ini secara strategis akan mengamankan pasokan bahan baku untuk industri hilir berbasis nikel di Indonesia, baik hilirisasi industri nikel menjadi stainless steel, maupun hilirisasi industri nikel menjadi baterai kendaraan listrik,” ujar Orias seperti dikutip dari keterangan resminya, Sabtu (20/6/2020).

Selain itu, Orias menjelaskan bahwa akses itu juga akan mempercepat program hilirisasi industri nikel domestik, yang akan menghasilkan produk hilir dengan nilai ekonomis hingga 4-5 kali lipat lebih tinggi dari produk hulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper