Bisnis.com, JAKARTA— Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertengger di zona hijau meski dengan penguatan tipis setelah berfluktuasi sepanjang perdagangan.
Gerak IHSG ini pun diikuti oleh nilai tukar rupiah yang mampu berbalik menguat tipis. Adapun pergerakan bursa saham lain di Asia cenderung variatif.
Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Rabu (17/6/2020):
Cenderung Fluktuasi, IHSG Berhasil Menguat Tipis
Pada penutupan perdagangan Rabu (17/6/2020), IHSG ditutup naik 0,03 persen atau 1,32 poin ke level 4.987,77. Sepanjang hari, indeks bergerak di rentang 4.968,93 - 5.018,98. Terpantau 193 saham menguat, 212 saham melemah, dan 176 saham stagnan.
Total transaksi mencapai Rp8,15 triliun dengan frekuensi 654.309 kali transaksi. Investor asing net sell Rp754,32 miliar. Adapun, kapitalisasi pasar mencapai Rp5.786,67 triliun.
Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 7 poin atau 0,05 persen ke level Rp14.082 per dolar AS pada akhir perdagangan hari ini.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,07 poin atau 0,07 persen ke level 96,888 pada pukul 14.56 WIB.
Pemerintah Terbitkan Sukuk Global US$2,5 Miliar, Kelebihan Permintaan 6,7 Kali
Pemerintah kembali menerbitkan sukuk global di pasar internasional dengan denominasi dolar Amerika Serikat (AS) senilai US$2,5 miliar.
Dalam siaran pers Rabu (17/6/2020), Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan melaporkan sukuk global itu diterbitkan melalui perusahaan penerbit SBSN Indonesia III. Pencatatan dilakukan secara dual listing di Singapore Stock Exchange dan NASDAQ.
Adapun, surat utang itu terdiri atas tiga seri yakni tenor 5 tahun dengan jumlah pokok US$750 juta dan imbal hasil atau yield 2,30 persen, tenor 10 tahun dengan jumlah pokok US$1 miliar dengan yield 2,80 persen, serta tenor 30 tahun dengan jumlah pokok US$750 juta dan yield 3,80 persen.
Investor Fokus Ekspektasi Stimulus, Bursa Eropa Menguat di Awal Perdagangan
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 menguat 0,67 persen atau 2,32 poin ke level 365,65 pada pukul 10.15 waktu London, didorong oleh penguatan sektor real estat dan perbankan.
Saham sektor kesehatan juga menjadi fokus setelah hasil uji coba menunjukkan bahwa obat deksametason menjadi obat pertama yang terbukti memberikan efek positif terhadap pengobatan pasien Covid-19.
Dilansir Bloomberg, bursa Eropa cenderung menguat karena investor tidak terpengaruh oleh kekhawatiran terhadap peningkatan kasus virus Corona dan lebih terfokus pada stimulus fiskal dan moneter.
Bursa Asia Lanjutkan Pergerakan Variatif
Pasar Asia melanjutkan pergerakan bervariasi sejak pagi tadi seiring dengan munculnya tanda-tanda pemulihan ekonomi AS dan kekhawatiran lebih lanjut investor terhadap penyebaran pandemi virus Corona dan reli aset-aset berisiko.
Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (17/6/2020), indeks Kospi Korea Selatan bergerak volatile sebelum ditutup menguat sebesar 0,14 persen. Tensi hubungan Korea Selatan dan Korea Utara menjadi faktor utama pergerakan saham ini.
Penguatan juga dialami oleh indeks S&P/ASX 200 Australia yang bergerak 0,83 persen ke zona hijau. Sementara itu, indeks Topix Jepang mengalami kontraksi sebesar 0,4 persen.
Salah satu pendorong pergerakan saham hari ini adalah data penjualan eceran AS yang mencatatkan lonjakan terbesar sepanjang sejarah serta pernyataan Gubernur bank sentral AS, The Fed, Jerome Powell terkait pemulihan ekonomi AS yang membutuhkan waktu cukup panjang.
Penguatan Harga Minyak Terhenti Akibat Problem Covid-19 di China
Laju penguatan harga minyak mentah terhenti akibat prospek permintaan dari dua negara ekonomi terbesar di dunia memburuk.
Adapun, kekhawatiran berkurangnya permintaan minyak mentah global datang dari munculnya gelombang kedua Covid-19 di China dan meningkatnya pasokan di Amerika Serikat.
Mengutip Bloomberg, harga minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) kontrak pengiriman Juli turun 2,42 persen ke level US$37,45 per barel di New York Mercantile Exchange pada pukul 12.48 WIB, Rabu (17/6/2020). Padahal, sehari sebelumnya harga sempat terapresiasi sebesar 3,4 persen.
Harga Emas Cenderung Flat, Pasar Pantau Sentimen The Fed dan Korut
Harga emas cenderung flat atau bergerak terbatas seiring dengan tarik-menarik sentimen Federal Reserve dan konflik Korea Utara.
Pada perdagangan Rabu (17/6/2020) pukul 12.07 WIB, emas spot turun 0,02 persen menjadi US$1.726,24 per troy ounce. Adapun, emas Comex kontrak Agustus 2020 terkoreksi 0,13 persen menuju US$1.734,2 per troy ounce. Sementara itu, indeks dolar AS naik 0,02 persen menuju 96,977.
Berdasarkan pemantauan Bloomberg, harga emas spot stabil di level US$1.725 per troy oun sedangkan harga emas di Bursa Comex pun tetap terjaga di US$1.732 per troy ounce.