Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan nilai tukar rupiah diprediksi bakal menguji level Rp13.895 per dolar AS.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan kemarin, Rabu (10/6/2020), rupiah ditutup melemah 90 poin ke level Rp13.980 dari posisi Selasa (9/6/2020) Rp13.890.
"Kemungkinan hari ini masih akan bergejolak walaupun dibuka melemah tetapi ditutup kemungkinan menguat dengan rentang Rp13.895 sampai Rp14.100," ujarnya melalui keterangan tertulis, dikutip Kamis (11/6/2020).
Ibrahim menilai Bank Indonesia sudah melakukan intervensi di pasar valas, obligasi, dan surat utang negara, Hal ini dilakukan guna menjaga stabilitas mata uang rupiah dan membendung sentimen negatif dari proyeksi Bank Dunia.
Sebelumnya Bank Dunia memprediksi produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan memasuki fase negatif pada kuartal II/2020.
Selain itu, pelaku pasar merespon negatif terhadap kasus pandemi virus corona di Indonesia yang bertambah 1.043 orang yang menjadi rekor tertinggi penambahan kasus harian.
"Lonjakan kasus virus corona yang terjadi jangan sampai pemerintah berpikir ulang untuk menerapkan kehidupan normal baru karena prospek ekonomi Indonesia kedepan bakal suram. Oleh karena itu, wajar kalau pelaku pasar agak takut dan cemas," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang memperkirakan rupiah bakal bergerak di kisaran Rp13.930 sampai dengan Rp14.060.
Adapun salah satu faktor pemberat menguatnya rupiah adalah kasus covid-19. Pasalnya, jumlah korban mencetak rekor tertinggi dengan menjangkiti sebanyak 1.240 orang dalam sehari. Hal itu membuat jumlah korban terjangkiti mencapai sekitar 34.316 orang dengan perkiraan menuju 40.000 orang terjangkit.