Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tiga Hari Berturut-turut IHSG Ditutup Memerah

Sejak awal perdagangan IHSG langsung terjatuh ke level terendahnya hari ini dan tak mampu membalikkan keadaan hingga akhirnya parkir di level 4.854,75 setelah turun 65,92 poin atau 1,34 persen.
Pegawai melintas di depan layar monitor perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (3/6/2020). Bisnis/Abdurachman
Pegawai melintas di depan layar monitor perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (3/6/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah tiga hari berturut-turut. Hal ini membuat posisi indeks terperosok semakin dalam ke bawah level 4.900.

Sejak awal perdagangan IHSG langsung terjatuh ke level terendahnya hari ini dan tak mampu membalikkan keadaan hingga akhirnya parkir di level 4.854,75 setelah turun 65,92 poin atau 1,34 persen.

Seluruh sektor terpantau memerah dengan koreksi terdalam dialami oleh sektor aneka industri, sektor keuangan, dan sektor perdagangan. Ketiganya masing-masing terkoreksi sebesar 2,1 persen, 1,99 persen, dan 1,86 persen.

Adapun sepanjang perdagangan hari ini transaksi yang tercatat mencapai Rp9,52 triliun dan investor asing kembali melakukan aksi jual bersih dengan total nilai Rp247,4 miliar di seluruh pasar.

Saham-saham jumbo juga kembali menjadi yang paling banyak dilego asing. Pada daftar tiga teratas berturut-turut ada saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), PT Unilever Indonesia (UNVR), dan PT United Tractors Tbk. (UNTR). Ketiganya mencatatkan net foreign sell masing-masing senilai Rp234,4 miliar, Rp45,4 miliar, dan Rp39,3 miliar. Pergerakan harganya juga mengalami tekanan yakni TLKM -0,96 persen, UNVR tak beranjak dari posisinya, dan UNTR -4,50 persen.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan pelemahan IHSG hari ini akibat tertekan oleh faktor global dan faktor dari dalam negeri.

Dari global, kekhawatiran market terhadap kondisi perekonomian global yang tertekan kembali mencuat setelah The Fed mengatakan bahwa pemulihan ekonomi akibat pandemi virus corona akan berlangsung lama.

“Jadi perlambatan pertumbuhan ekonomi AS masih diakui The Fed,” kata Nafan kepada Bisnis, Kamis (11/6/2020)

Sementara itu, tekanan dari dalam negeri datang dari meningkatnya kasus Covid-19 setelah dilonggarkannya pembatasan sosial berskala besar (PSSB) dan membuat masyarakat khawatir akan kelanjutkan ekonomi;

 “Ini juga merupakan sentimen negatif bagi pasar, di samping US-China trade war tentunya,” imbuh Nafan.

Kedua faktor tersebut, tambahnya, juga membuat para investor berbondong-bondong melepas kepemilikannya di pasar Indonesia sehingga perdagangan hari ini kembali diwarnai net sell.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper