Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa melemah pada perdagangan siang ini, Senin (8/6/2020), bersama dolar AS saat investor mencermati sejauh mana rally global untuk aset-aset berisiko.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 melemah 0,7 persen pukul 8.13 pagi waktu London (pukul 14.13 WIB).
Pada saat yang sama, indeks DAX Jerman melorot 0,9 persen dan kontrak berjangka indeks S&P 500 AS bergerak fluktuatif.
Di pasar mata uang, Bloomberg Dollar Spot Index turun 0,2 persen, nilai tukar pound sterling naik 0,2 persen menjadi US$1,2692, dan yen Jepang terapresiasi 0,1 persen ke level 109,50 per dolar AS.
Dilansir Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 dibuka di posisi lebih rendah seiring dengan melemahnya saham perusahaan teknologi dan barang konsumsi. Adapun, dolar AS turun terhadap sejumlah mata uang utama, menuju rangkaian penurunan beruntun terpanjang sejak 2011.
Fokus investor pekan ini akan tertuju pada pertemuan kebijakan bank sentral Federal Reserve AS, dan apakah para pembuat kebijakan kemungkinan akan berkomitmen kembali untuk menggunakan berbagai alat yang dimiliki demi mendukung ekonomi AS dan pasar sekuritas selama pandemi Covid-19.
Baca Juga
Dalam pertemuan kebijakan moneter yang berakhir Rabu (10/6/2020) waktu setempat, The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran level nol persen.
Menyusul rilis laporan pekerjaan bulanan AS yang lebih kuat dari perkiraan pada Jumat (5/6/2020), pasar mencerminkan optimisme dalam rebound ekonomi dan S&P 500 hampir menghapus penurunannya untuk tahun ini.
“Pasar telah merespons positif penurunan laju infeksi di negara-negara utama, dan tanda-tanda peningkatan konsumsi karena banyak negara keluar dari lockdown," tulis analis Gavekal Research dalam sebuah riset, dilansir dari Bloomberg.
Berbanding terbalik dengan bursa Eropa, indeks MSCI Asia Pacific menanjak 0,7 persen. Penguatannya antara lain didorong oleh indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang yang masing-masing naik lebih dari 1 persen.
Selain itu, indeks Taiex Taiwan naik tajam 1,14 persen dan indeks S&P/NZX 20 Selandia Baru melonjak 3,09 persen.
Pada Senin (8/6), Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menyatakan bahwa semua bentuk pembatasan yang tersisa terhadap mobilitas masyarakat dan bisnis, selain kontrol perbatasan yang ketat untuk mencegah masuknya virus corona, akan dicabut pada tengah malam nanti.
Sebelumnya, negara beribu kota Wellington ini mengumumkan bahwa pasien terakhirnya yang terinfeksi corona telah pulih. Selandia Baru pun menjadi salah satu dari sedikit negara di dunia yang telah berhasil memberantas virus corona.
Sementara itu, New York City akan memulai reopening ekonomi setelah mencatat hari pertamanya sejak Maret tanpa angka kematian akibat virus corona. Kemudian, India memulai pencabutan lockdown nasional secara bertahap, sedangkan Belanda dan Belgia berencana untuk membuka bar-bar dan restoran.
Di pasar komoditas, harga minyak patokan global Brent menanjak 1,3 persen ke US$42,86 per barel dan harga emas di pasar spot naik 0,6 persen menjadi US$1.695,09 per troy ounce.