Bisnis.com, JAKARTA – Keberhasilan Selandia Baru memberantas pandemi virus Corona (Covid-19) mendongkrak kinerja pasar sahamnya.
Bursa saham Selandia Baru memangkas habis penurunan yang dialami secara year-to-date sebanyak 26 persen, setelah negara ini menjadi salah satu dari sedikit negara yang berhasil memberantas pandemi Covid-19.
Dilansir dari Bloomberg, indeks S&P/NZX 50 naik 3,2 persen pada perdagangan Senin (8/6/2020). Dengan demikian, indeks saham acuan Selandia Baru ini telah mencatat kenaikan menjadi 36 persen dari level terendahnya tahun ini pada 23 Maret.
Indeks S&P/NZX 50 menjadi indeks saham acuan utama pertama di Asia Pasifik yang menghapus penurunan sepanjang tahun ini. Saham Kathmandu Holdings Ltd., Air New Zealand Ltd., dan Oceania Healthcare Ltd., merupakan tiga di antara saham yang membukukan kenaikan terbesar.
Sementara itu, dolar Selandia Baru diperdagangkan di level 65,11 sen AS pada Senin (8/6/2020) dan telah naik hampir 5 persen bulan ini sekaligus memimpin penguatan di antara mata uang negara-negara G10 seiring dengan dibukanya kembali (reopening) aktivitas perekonomian.
Pada hari yang sama, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menyatakan bahwa semua bentuk pembatasan yang tersisa terhadap mobilitas masyarakat dan bisnis, selain kontrol perbatasan yang ketat untuk mencegah masuknya virus Corona, akan dicabut pada tengah malam nanti.
Baca Juga
Sebelumnya, negara beribu kota Wellington ini mengumumkan bahwa pasien terakhirnya yang terinfeksi Corona telah pulih. Selandia Baru pun menjadi salah satu dari sedikit negara di dunia yang telah berhasil memberantas virus Corona.
Negara kepulauan ini mengupayakan strategi eliminasi eksplisit ketimbang sekadar berupaya menekan penularan virus dengan memberlakukan salah satu pembatasan paling ketat di dunia.
Pemerintahan PM Ardern juga meminta penduduknya untuk tinggal di rumah masing-masing dan hanya mengizinkan layanan-layanan penting untuk beroperasi.
Meski kebijakan ini hampir pasti memicu resesi yang mendalam, pemerintah mengatakan hilangnya virus akan memungkinkan ekonomi pulih lebih cepat dibandingkan dengan kebanyakan negara lain.