Bisnis.com, JAKARTA – Indeks dolar Amerika Serikat rebound ke zona hijau dan menguat pada perdagangan pagi ini, Kamis (4/6/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 11.00 WIB, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia, menyentuh level 97,459 dengan kenaikan 0,183 poin atau 0,19 persen dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Rabu (3/6/2020), indeks dolar AS berakhir di level 97,276 dengan pelemahan 0,41 persen atau 0,397 poin, koreksi hari kelima beruntun sejak perdagangan 28 Mei.
Sepanjang perdagangan Kamis pagi, indeks dolar bergerak dalam kisaran 97,311 – 97,476.
Dilansir dari Bloomberg, rebound dolar AS ditopang oleh rilis data ekonomi AS yang mengalahkan estimasi. Rilis laporan pada Rabu (3/6/2020) menunjukkan indeks nonmanufaktur AS untuk Mei 2020 dan pesanan pabrik untuk bulan April melampaui perkiraan.
Indeks nonmanufaktur yang dirilis Institute of Supply Management (ISM) naik menjadi 45,4 pada Mei, lebih baik dari estimasi untuk level 44,4. Sementara itu, pesanan pabrik menurun 13 persen pada April, lebih kecil dari proyeksi penurunan sebesar 13,4 persen.
Baca Juga
Selanjutnya, data klaim pengangguran mingguan yang dijadwalkan rilis pada Kamis (4/6) waktu setempat diproyeksi akan menunjukkan penurunan.
Selain itu, sebagian investor menilai pelemahan greenback dalam berapa hari terakhir sebagai sesuatu yang berlebihan.
“Penurunan dolar telah kehabisan tenaga dan data manufaktur pastinya akan memberikan sedikit dorongan,” ujar seorang trader di CMC Markets, Oriano Lizza.
“Membeli greenback telah menjadi perdagangan bernilai untuk banyak orang karena mereka mungkin mencari untuk mendapatkan dolar yang lebih murah sebagai cadangan,” jelasnya.
Di tengah rebound dolar AS, sejumlah mata uang utama di Asia tampak tertekan di zona merah, antara lain ringgit Malaysia (-0,34 persen), dolar Singapura (-0,28 persen), dan yuan offshore China (-0,18 persen).