Bisnis.com, JAKARTA – PT Adhi Karya (Persero) Tbk. memperkirakan dampak penerapan skenario kenormalan baru akan menjadi katalis posisit positif bagi perseroan untuk memperbaiki kinerja pada tahun ini.
Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi mengatakan pihaknya telah menyiapkan sejumlah protokol khusus untuk menyambut skenario itu. Hal ini diharapkan dapat memberi dampak positif, khususnya terhadap pengerjaan proyek.
“Mulai Mei Pemerintah merencanakan new normal, kami sudah melakukan berbagai persiapan mulai dari penunjukan dan pembentukan Satgas, hingga membentuk prosedur, instruksi kerja. Kami akan befokus ke arah itu,” ujarnya selepas Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2019, di Jakarta, Kamis (4/6/2020).
Sementara itu, Direktur Operasi 2 Adhi Karya Pundjung Setya Brata menyatakan bahwa sejak pandemi melanda pada Maret, progres konstruksi mengalami perlambatan. Hal ini disebabkan oleh diberlakukannya sejumlah protokol pencegahan Covid-19 di lapangan.
Dia menilai dengan adanya rencana skenario kenormalan baru, diharapkan progres pengerjaan proyek akan dapat membaik mulai Juli. Meski begitu, dia menegaskan bahwa hal ini akan tetap diiringi dengan penerapan protokol secara ketat.
“Kami mengalami penurunan produktivitas, tetapi dengan protokol baru diharapkan kami dapat melakuak aktivitas dengan normal kembali pada Juli, kami sudah siapkan mitigasi risiko setiap aktivitas di lapangan,” jelasnya.
Baca Juga
Dia menjelaskan saat ini perseroan masih berfokus dalam menggenjot produksi di dua proyek besar, yakni Tol Sigli-Banda Aceh dan Light Rail Train (LRT) Jabodebek. Dia optimistis penyelesaian sebagian besar dua proyek ini akan berkontribusi cukup besar terhadap pembukuan pendapatan tahun ini.
Pundjung menjelaskan untuk tol Sigli Banda Aceh perseroan menargetkan enam seksi dari ruas tersebut dapat dirampungkan dan dapat diserahterimakan pada tahun ini.
Adapun, proyek LRT akan terus dikebut pada tahun ini dan berfokus pada pegerjaan depo mulai Juli. Proyek ini diharapkan dapat beroperasi secara komersial pada Juni 2022.
Selain itu, dia mengatakan bahwa perseroan membidik pembukuan pendapatan dari tiga tower yang dikerjakan oleh anak usaha, PT Adhi Comuter Properti (ACP). Menurutnya, tiga proyek ini dapat mengimbangi potensi pendapatan yang berkurang dari proyek-proyek yang terhambat.
“Ada tiga tower yang bisa selesai dan bisa diserahterimakan tahun ini, sehingga bisa menambah pengakuan pendapatan tanpa menutup poin-poin bisnis yang lain,” katanya.
Sementara itu, dari sisi perolehan kontrak baru, hingga April perseroan kontrak senilai Rp2,6 triliun. Raihan kontrak baru ini tidak mengalami banyak perubahan dibandingkan posisi hingga Maret yang mencapai Rp2,5 triliun.
Kontribusi kontrak per lini bisnis didominasi oleh kontrak konstruksi dan energi sebesar 91 persen, dan properti 8 persen. Adapun, berdasarkan tipe pekerjaannya, kontrak baru didominasi oleh pekerjaan proyek infrastruktur lainnya seperti bendungan, bandara, jalan kereta api, dan proyek EPC sebesar 61 persen.