Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Selip dari Level 4.900, Saham BBRI dan MAYA Penekan Utama

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memangkas sebagian penguatannya dan kembali ke kisaran level 4.800 pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (3/6/2020).
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (21/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (21/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memangkas sebagian penguatannya dan kembali ke kisaran level 4.800 pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (3/6/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di level 4.894,60 dengan penguatan 47,09 poin atau 0,97 persen pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Selasa (2/6/2020), IHSG ditutup di level 4.847,51 dengan lonjakan 1,98 persen atau 93,89 poin, reli kenaikan hari kelima beruntun sejak perdagangan Selasa (26/5/2020).

Penguatan indeks pada Rabu (3/6) kemudian sempat berlanjut dengan melonjak hampir 2 persen hingga menembus level 4.940. Sepanjang perdagangan hingga akhir sesi I, indeks bergerak fluktuatif dalam kisaran 4.847,52 – 4.942,06.

Sebanyak 8 dari 9 sektor menetap di zona hijau pada akhir sesi I, dipimpin finansial (+1,70 persen), pertanian (+1,39 persen), dan properti (+1,06 persen). Satu-satunya sektor yang mendarat di zona merah adalah aneka industri (-0,50 persen).

Dari 692 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 210 saham menguat, 162 saham melemah, dan 320 saham stagnan.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing naik 5,41 persen dan 3,90 persen menjadi pendorong utama IHSG pada akhir sesi I.

Di sisi lain, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA) yang masing-masing turun 3,46 persen dan 6,92 persen menjadi penekan utama sekaligus membatasi besarnya penguatan IHSG.

Menurut Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan, secara teknikal, candlestick higher high dan higher low IHSG mengindikasikan potensi penguatan.

Dia memproyeksikan IHSG bertahan di zona hijau dengan menguji level resistan terdekat 4.903 sebelum menguji level selanjutnya di 4.959.

“Namun diperkirakan penguatan akan cukup terbatas di tengah banyaknya ketidakpastian akibat dari new normal dan kekhawatiran akibat kerusuhan di Amerika Serikat [AS],” ujar Dennies seperti dikutip dari publikasi risetnya.

Sementara itu, Samuel Sekuritas berpendapat sentimen negatif untuk pasar datang dari proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2020 sebesar 0 persen oleh Bank Dunia.

Prediksi tidak tumbuhnya ekonomi Indonesia dikarenakan langkah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk memutus rantai penularan wabah Covid-19 akan membuat aktivitas ekonomi terhenti.

Faktor lain adalah konsumsi rumah tangga turun dikarenakan banyaknya PHK oleh para pelaku industri serta turunnya harga komoditas utama Indonesia. Menurut catatan Bank Dunia, skenario terburuk jika PSBB dilakukan 4 bulan secara penuh, maka ekonomi Indonesia akan terkontraksi -3,5 persen.

“Meski demikian, kami optimistis IHSG hari ini berpeluang naik terbatas mengikuti pergerakan bursa global,” demikian tulis Samuel Sekuritas dalam publikasi riset hariannya.

Indeks saham lain di Asia Tenggara terpantau menguat siang ini antara lain FTSE Straits Times Singapura (+1,80 persen) dan FTSE KLCI Malaysia (+0,81 persen).

Sementara itu, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing naik 0,53 persen dan 1,07 persen, Kospi Korea Selatan melonjak 2,91 persen, dan Hang Seng Hong Kong naik tajam 1,20 persen.

Indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China naik 0,51 persen dan 0,55 persen masing-masing, sedangkan indeks Taiex Taiwan menanjak 1,46 persen.

Di pasar mata uang, nilai tukar rupiah terpantau bertahan menguat tajam lebih dari 200 poin ke level Rp14.208 per dolar AS, menuju apresiasi hari ketiga berturut-turut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper