Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Fokus pada Sentimen Positif, Wall Street Ditutup Menguat

Indeks S&P 500 mencapai level tertinggi sejak 4 Maret 2020, dengan dua saham menguat untuk setiap satu saham yang turun.
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat pada perdagangan Selasa (2/6/2020) menyusul serangkaian stimulus baru dan sinyal ekonomi positif membayangi kerusuhan sosial di AS.

Dilansir dari Bloomberg, indeks Dow Jones Industria Average ditutup menguat 1,05 persen atau 267,63 poin ke level 25.742,65, sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,82 persen atau 25,09 poin ke level 3.080,82.

Sementara itu, indeks Nasdaq Composite ditutup menguat 0,59 persen atau 56,33 poin ke level 9.608,38. Indeks S&P 500 mencapai level tertinggi sejak 4 Maret 2020, dengan dua saham menguat untuk setiap satu saham yang turun.

Sementara itu, produsen senjata melanjutkan penguatan menyusul Presiden Donald Trump untuk mengerahkan pasukan dalam jumlah besar jika kota-kota dan negara-negara bagian tidak bertindak untuk menahan kekerasan dari protes atas kebrutalan polisi.

Ekspektasi terhadap stimulus juga menggerakkan indeks Stoxx Europe 600 ke level tertinggi 12 pekan setelah Kanselir Angela Merkel berusaha untuk menggagalkan paket bantuan kedua untuk Jerman.

Saham bergerak ke kisaran level tertinggi dalam tiga bulan karena bisnis dibuka kembali di seluruh dunia dan indikator manufaktur menunjukkan ekonomi stabil setelah penutupan akibat virus corona.

Meskipun ada banyak risiko yang masih ada, termasuk ketegangan hubungan AS-China yang dapat membahayakan kesepakatan perdagangan. Demonstrasi yang terkadang keras di kota-kota AS atas pembunuhan oleh George Floyd belum dianggap sebagai hambatan besar pada ekonomi dan keuntungan perusahaan.

"Setiap orang yang menilai apa yang mereka lihat di berita setiap malam mengakui bahwa keadaan semakin memburuk, namun pasar berfokus pada hal-hal yang mereka yakini semakin membaik," kata Brian Levitt, analis pasar global di Invesco, seperti dikutip Bloomberg.

“Kasus virus corona telah mendatar secara agregat dan terkompresi di beberapa daerah yang paling parah terkena. Mobilitas mulai meningkat, pembukaan kembali (perekonomian) mulai meningkat,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper