Bisnis.com, JAKARTA – Mirae Asset Sekuritas tetap mempertahankan target harga Rp1.600 per saham bagi PT PP Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) kendati kinerja emiten dibayangi pelemahan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).
Analis Mirae Asset Sekuritas Andy Wibowo Gunawan mengatakan target harga masih belum akan direvisi sampai laporan keuangan kuartal II/2020 terbit. Pasalnya, dia masih memperkirakan pendapatan London Sumatra sepanjang tahun ini bisa menyentuh Rp4,1 triliun, naik 10,8 persen year-on-year. Selain itu, laba bersih anak usaha Grup Salim itu diperkirakan dapat menembus Rp501 miliar, naik 97,5 persen yoy.
“Kami percaya bahwa tahun ini return on equity [ROE] ialah 5,5 persen. Selain itu, price earnings [P/Es] sekitar 9,8 kali,” katanya dalam laporan riset yang dikutip Bisnis, Senin (1/6/2020).
Andy menambahkan terdapat risiko penurunan harga saham jangka pendek akibat sentimen harga CPO yang turun akibat dari harga minyak yang lebih rendah. Meski demikian, dia berharap akan terjadi peningkatan produksi tandan buah segar (TBS) pada semester II/2020.
Pasalnya, anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk. itu mencatatkan penurunan tandan buah segar (TBS) 15,2 persen yoy menjadi 347.108 ton dan minus 16 persen yoy untuk crude palm oil (CPO) atau menjadi 80.465 ton.
“Kami menduga ini karena cuaca yang kurang mendukung. Kami bertahap akan meningkat pada Semester II/2020,” kata Andy.
Baca Juga
Dia menambahkan produksi yang rendah menyebabkan volume penjualan CPO pada kuartal I/2020 turun menjadi 75.998 ton atau 30,5 persen yoy. Sementara itu, karena harga CPO global yang lebih tinggi harga rerata terkerek naik 29,4 persen menjadi Rp8.627 per kg.
“Kami pun mencatat bahwa laba bersih LSIP melejit menjadi Rp81 miliar atau 109,8 persen disebabkan oleh biaya produksi yang lebih rendah begitu juga dengan biaya umum & administrasi,” imbuhnya.
Sementara itu, berdasarkan laporan keuangan perseroan penjualan CPO masih menjadi kontributor terbesar walaupun kinerjanya melemah, yaitu turun 12 persen year on year menjadi Rp755,7 miliar. Kemudian, kontribusi penjualan terbesar kedua adalah karet dengan capaian Rp38,23 miliar, diikuti benih sebesar Rp11,01 miliar, dan lainnya Rp5,03 miliar.
“Kenaikan laba itu terutama seiring dengan kenaikan harga juak, laba selisih kurs dan penurunan beban umum dan administrasi di mana sebagian diimbangi oleh rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar aset biologis,” tulis Manajemen London Sumatra dalam keterangan resminya, Jumat (22/5/2020).