Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jadi Motor IHSG, Saham BBCA, BBRI, dan BBNI Masih Layak Koleksi?

Saham emiten perbankan diprediksi masih akan menjadi penentu laju indeks harga saham gabungan ke depan di tengah ketidakpastian yang ditimbulkan akibat penyebaran pandemi Covid-19.
Pengunjung menggunakan smarphone didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan smarphone didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com,JAKARTA - Saham emiten perbankan diprediksi masih akan menjadi penentu laju indeks harga saham gabungan ke depan di tengah ketidakpastian yang ditimbulkan akibat penyebaran pandemi Covid-19.

Data PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan indeks harga saham gabungan (IHSG) sudah mengalami koreksi 27,84 persen secara year to date (ytd) sampai dengan perdagangan, Rabu (20/5/2020). Sektor saham keuangan, dengan kapitalisasi pasar Rp1.667,83 triliun, tercatat telah mengalami koreksi 34,54 persen sepanjang periode tersebut.

Sejumlah penghuni sektor saham keuangan harus mengalami tekanan jual dari investor asing. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) masing-masing mencetak net sell atau jual bersih Rp6,5 triliun dan Rp6,1 triliun.

Adapun, PT Bank Negara Indonesia (BBNI) juga menjadi sasaran aksi jual asing dengan nilai net sell Rp2,3 triliun. 

Analis PT Kresna Securities Etta Rusdiana Putra menjelaskan bahwa sentimen yang perlu diperhatikan ke depan yakni durasi penyebaran Covid-19, risiko gelombang kedua, potensi non performing loan (NPL) yang meningkat, perubahan peringkat utang Indonesia, dan risiko meningkatnya volatilitas pasar. Kendati demikian, pihaknya masih optimistis dengan outlook jangka panjang IHSG.

Tim fundamental Kresna Securities memiliki target nilai wajar IHSG 2020 di level 5.830—5.890. Namun, risiko indeks berpotensi berada di level 3.995—4.035 atau skenario bearish apabila asumsi pertumbuhan earning per share (EPS) tidak tercapai.

Etta mengatakan arah IHSG ke depan ditentukan oleh saham perbankan. Menurutnya, investor dengan holding period panjang bisa melakukan pembelian secara bertahap.

“Tetap kalau memang trader harus dapat di harga yang paling rendah. Volatilitas masih cukup tinggi,” jelasnya kepada Bisnis, Senin (25/5/2020).

Dia menyarankan untuk fokus kepada saham perbankan sebagai motor IHSG. Penilaian fundamental Kresna Securities yakni beli untuk saham BBCA, BBRI, BBNI, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI). Target harga untuk emiten perbankan itu yakni Rp30.800, Rp3.200, Rp4.500, dan Rp5.000.

Etta menyebut kondisi ideal yakni memiliki dana ekstra untuk dibelikan aset saham. Namun, apabila dana sudah terbatas, terdapat dua alternatif strategi.

Pertama, melepas saham perbankan dan fokus di saham defensif dengan risiko level diskon yang semakin terbatas dan cenderung mendekati harga wajar. Kedua, melepas sebagian saham yang telah mendapatkan keuntungan signifikan dalam jangka pendek, terutama saham defensif, untuk direlokasi ke saham perbankan.

 

 

 

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper