Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fokus Pasar Kembali ke AS-China, Saham Tambang dan Logam Menarik

Meningkatnya eskalasi hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China baru-baru ini disebut bakal kembali menguatkan harga emas global. Sementara itu, turunnya pasokan batubara di China akan turut mengangkat harga emas hitam dunia.
Kegiatan operasional pertambangan anggota MIND ID./mind.id
Kegiatan operasional pertambangan anggota MIND ID./mind.id

Bisnis.com, JAKARTA - Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan sejumlah saham emiten tambang dan logam untuk dapat dicermati investor pada pekan ini.

Meningkatnya eskalasi hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China baru-baru ini disebut bakal kembali menguatkan harga emas global. Sementara itu, turunnya pasokan batubara di China akan turut mengangkat harga emas hitam dunia.

Dalam risetnya, Analis Mirae Asset Sekuritas Andy Wibowo Gunawan menunjukkan bahwa harga batubara dan emas global terlihat menarik pada pekan pertama setelah lebaran.

Dari sektor energi, outlook untuk batu bara tampak cerah dengan perkiraan harga batubara global diperdagangkan lebih tinggi mengingat pasokan di 6 PLTU utama China yang kian berkurang dan weekly coal burned menunjukkan sinyal positif.

Adapun, pasokan batu bara di 6 pembangkit listrik utama di China telah turun selama beberapa pekan terakhir, yaitu menjadi 14,7 juta ton per 15 Mei 2020 atau turun 10,2 persen secara tahunan (yoy). Sementara itu, weekly coal burned tercatat naik menjadi 6,7 juta ton atau meningkat 8,5 persen yoy.

“Sehingga, kami berpikir bahwa ADRO, PTBA, ANTM serta saham emiten batubara dan emas lainnya akan menarik bagi investor untuk dipiliih minggu ini,” tulis Andy, Selasa (26/5/2020).

Selanjutnya, potensi eskalasi perang dagang AS-China setelah Senat AS meloloskan RUU yang dapat menghalangi perusahaan China yang terdaftar di AS untuk berdagang di bursa saham AS dinilai akan menaikkan harga emas global. Pekan lalu, harga emas global diperdagangkan lebih rendah pada level US$1.734,7 per ons troy.

Di sisi lain, untuk logam dasar dinilai Andy masih kurang menarik mengingat harga nikel dan timah global masih memiliki risiko negatif dari sisi permintaan walaupun penawaran memberikan potensi upside.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper