Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Hongkong terjerempap kei zona merah pada perdagangan Jumat (22/5/2020) akibat kekhawatiran atas undang-undang baru.
Indeks acuan Hang Seng Index anjlok 1.349,89 poin atau 5,56 persen dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Sementara indeks CSI 300 turun 89,73 poin atau 2,29 persen.
Seperti dilansir dari Bloomberg, merosotnya indeks Hang Seng merupakan yang terdalam sejak Juli 201. Perusahaan real estat dilego besar-besaran, seiring kekhawatiran akan masa depan kota yang tidak pasti sehingga mendorong investor dan penduduk untuk memindahkan aset ke luar negeri.
Pelaku pasar kini tengah menanti apakah Hongkong dapat terus beroperasi secara efektif sebagai pusat keuangan global setelah negara mengeluarkan undang-undang yang membatasi tindakan yang dianggap bertentangan dengan kepentingan China.
Undang-undang tersebut diumumkan di Beijing pada hari Jumat selama Kongres Rakyat Nasional tahunan, memicu geliat di Hong Kong untuk protes baru untuk melindungi kebebasan lokal.
Langkah mengejutkan yang ditempuh Partai Komunis juga berisiko memperburuk ketegangan dengan AS, dan pasar global yang tidak stabil masih terhuyung-huyung akibat kejatuhan ekonomi dari pandemi coronavirus.
Baca Juga
Ditambah dengan respons Presiden A.S. Donald Trump yang berjanji untuk merespons "dengan sangat kuat" terhadap pergerakan China.
Aksi jual saham terpantau sangat masif di Hong Kong, dengan lebih dari dua pertiga dari 50 anggota indeks Hang Seng parkir di posisi terendah baru dalam empat minggu terahkhir.
Indeks MSCI Hong Kong menuju penurunan terburuk sejak 2008. Indeks tersebut, yang mencakup dua saham yang terdaftar di A.S., diperdagangkan pada level terendah sejak 2008 relatif terhadap indeks global MSCI Inc.
Di saat yang sama, dolar Hong Kong melemah untuk hari kedua setelah melayang di dekat yang terkuat yang bisa diperdagangkan versus greenback selama dua bulan