Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Korea Selatan merosot seiring dengan tren pelemahan Bursa Asia. Pada penutupan perdagangan Jumat (22/4/2020) Kospi Index turun 1,41 persen.
Dikutip dari Bloomberg, sepanjang perdagangan hari ini, Kospi bergerak di rentang 1.961 - 2.002,65. Namun, penguatan indeks yang dibuka di posisi 2.001,6 itu tidak bertahan lama dan terjerembab 1,41 persen ke posisi 1.970,13 saat penutupan.
Sepanjang tahun berjalan, Kospi sudah melemah 10,35 persen. Setahun terakhir harga berfluktuasi di kisaran 1.439,43 - 2.277,23.
Pelemahan Kospi terjadi seiring dengan penurunan Bursa Asia, terutama Hong Kong yang terjatuh paling dalam, akibat memanasnya hubungan AS-China. Hangseng Hong Kong anjlok sekitar 5 persen siang ini.
Untuk diketahui, Presiden AS Donald Trump bersikeras untuk memberlakukan undang-undang keamanan nasional Hong Kong sebagai buntut dari aksi demonstrasi yang terjadi pada tahun lalu.
Namun, Pemerintah China telah menanggapi tuduhan Presiden AS Donald Trump dan memperingatkan bahwa Negeri Panda itu akan menjaga kedaulatan, keamanan, dan kepentingannya serta mengancam tindakan balasan.
Baca Juga
Kepala Strategi Investasi BlueBay Asset Management LLP David Riley mengatakan bahwa risiko geopolitik kembali menghantui pasar dan akan menjadi sentimen negatif dalam beberapa perdagangan ke depan di tengah sentimen pandemi Covid-19 yang belum usai.
Trump menyahut dengan mengancam untuk tidak ingin bernegosiasi dagang kembali dengan China. Kicauan ini menghancurkan optimisme pasar terhadap kesepakatan dagang tahap kedua yang semula direncanakan dapat diselesaikan pada November tahun ini.