Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Jepang dan Hong Kong Merah, Kospi Index Merosot 1,4 Persen

Kospi bergerak di rentang 1.961 - 2.002,65. Namun, penguatan indeks yang dibuka di posisi 2.001,6 itu tidak bertahan lama dan terjerembab 1,41 persen ke posisi 1.970,13 saat penutupan.
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Korea Selatan merosot seiring dengan tren pelemahan Bursa Asia. Pada penutupan perdagangan Jumat (22/4/2020) Kospi Index turun 1,41 persen.

Dikutip dari Bloomberg, sepanjang perdagangan hari ini, Kospi bergerak di rentang 1.961 - 2.002,65. Namun, penguatan indeks yang dibuka di posisi 2.001,6 itu tidak bertahan lama dan terjerembab 1,41 persen ke posisi 1.970,13 saat penutupan.

Sepanjang tahun berjalan, Kospi sudah melemah 10,35 persen. Setahun terakhir harga berfluktuasi di kisaran 1.439,43 - 2.277,23.

Pelemahan Kospi terjadi seiring dengan penurunan Bursa Asia, terutama Hong Kong yang terjatuh paling dalam, akibat memanasnya hubungan AS-China. Hangseng Hong Kong anjlok sekitar 5 persen siang ini.

Untuk diketahui, Presiden AS Donald Trump bersikeras untuk memberlakukan undang-undang keamanan nasional Hong Kong sebagai buntut dari aksi demonstrasi yang terjadi pada tahun lalu.

Namun, Pemerintah China telah menanggapi tuduhan Presiden AS Donald Trump dan memperingatkan bahwa Negeri Panda itu akan menjaga kedaulatan, keamanan, dan kepentingannya serta mengancam tindakan balasan.

Kepala Strategi Investasi BlueBay Asset Management LLP David Riley mengatakan bahwa risiko geopolitik kembali menghantui pasar dan akan menjadi sentimen negatif dalam beberapa perdagangan ke depan di tengah sentimen pandemi Covid-19 yang belum usai.

Trump menyahut dengan mengancam untuk tidak ingin bernegosiasi dagang kembali dengan China. Kicauan ini menghancurkan optimisme pasar terhadap kesepakatan dagang tahap kedua yang semula direncanakan dapat diselesaikan pada November tahun ini.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper