Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Berakhir Jatuh, Tertekan Data Ekonomi yang Suram

Saham-saham di Wall Street jatuh pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena para investor mencerna sejumlah data ekonomi Amerika Serikat yang baru dirilis.
Pedagang bekerja di lantai bursa New York Stock Exchange./ Michael Nagle - Bloomberg
Pedagang bekerja di lantai bursa New York Stock Exchange./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Saham-saham di Wall Street jatuh pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena para investor mencerna sejumlah data ekonomi Amerika Serikat yang baru dirilis.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 101,78 poin atau 0,41 persen, menjadi 24.474,12 poin. Indeks S&P 500 turun 23,10 poin atau 0,78 persen, menjadi 2.948,51 poin. Indeks Komposit Nasdaq turun 90,90 poin atau 0,97 persen, menjadi 9.284,88 poin.

Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 ditutup lebih rendah, dengan energi dan teknologi masing-masing turun 1,48 persen dan 1,4 persen, memimpin kerugian sektoral. Sektor industri berakhir naik 0,17 persen, satu-satunya kelompok yang membukukan keuntungan.

Di bidang data, klaim pengangguran awal AS mencapai 2,438 juta untuk pekan yang berakhir 16 Mei, Departemen Tenaga Kerja melaporkan Kamis (21/5/2020). Level minggu sebelumnya direvisi turun dari 2,981 juta menjadi 2,687 juta.

Selama sembilan minggu terakhir, lebih dari 38 juta orang Amerika telah mengajukan klaim asuransi pengangguran, karena ekonomi terus terhuyung-huyung di tengah penguncian untuk menahan penyebaran Covid-19.

Sementara itu, perusahaan-perusahaan sektor swasta AS melaporkan tingkat kontraksi kegiatan yang sedikit lebih lambat pada Mei, ketika ekonomi mulai dibuka kembali, penyedia informasi yang berbasis di London IHS Markit mengatakan pada Kamis (21/5/2020).

Indeks Komposit PMI (Indeks Manajer Pembelian) AS dari IHS Markit tercatat 36,4 pada Mei, naik dari 27,0 pada April, namun tetap menunjukkan penurunan tajam dalam aktivitas bisnis sejak pengukuran dimulai pada akhir 2009.

“Penurunan tajam dalam aktivitas bisnis pada Mei datang di belakang rekor penurunan pada April, menambah tanda-tanda bahwa PDB diatur untuk mengalami penurunan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada kuartal kedua,” kata Chris Williamson, kepala ekonom bisnis di IHS Markit, dalam sebuah pernyataan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ropesta Sitorus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper