Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspektasi Ekonomi Pulih Kendurkan Harga Emas

Berdasarkan data Bloomberg, Emas terdepresiasi 1,2 persen menjadi US$1,726,33 per troy ounce, terlemah selama lebih dari satu minggu.
Emas lantakan./ Stefan Wermuth - Bloomberg
Emas lantakan./ Stefan Wermuth - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Sentimen harapan pemulihan ekonomi dari virus corona membuat harga emas mengalami koreksi.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Kamis (21/5/2020) waktu setempat, emas terdepresiasi 1,2 persen menjadi US$1,726,33 per troy ounce, terlemah selama lebih dari satu minggu.

Sementara itu, pada perdagangan Jumat (22/5/2020) pukul 4.05 WIB, harga emas spot naik tipis 0,07 poin menjadi US$1.727,07 per troy ounce. Adapun, harga emas berjangka di bursa Comex untuk kontrak Juni 2020 berada di level US$1.726,7 per troy ounce, terkoreksi 1,45 persen.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal menyampaikan harga emas bergerak turun pada hari Kamis (21/5) di tengah meningkatnya harapan untuk adanya pemulihan ekonomi.

"Sebelumnya, ekonomi global dibayangi resesi yang disebabkan oleh virus corona, meskipun penurunan saat ini terlihat dibatasi oleh prospek lebih banyak stimulus dan data ekonomi yang suram," paparnya, Kamis (21/5/2020).

Ekonom di salah satu bank internasional di Australia mengatakan bahwa ada beberapa optimisme dan sentimen permintaan aset berisiko tentang kemungkinan adanya vaksin, pembicaraan pelonggaran lockdown, serta pertumbuhan ekonomi yang mulai naik secara perlahan.

Namun, sentimen pemulihan belum dilihat sebagai sentimen besar. Pasalnya, jika berdampak besar, harga emas dapat bergerak di bawah level US$1.700.

Harga emas telah reli ke level tertinggi sejak Oktober 2012 pada hari Senin, ditopang oleh kekhawatian penurunan ekonomi, ketegangan AS-Tiongkok, dan stimulus moneter dan fiskal yang masif.

Hasil notula rapat pertemuan terbaru The Fed menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan Federal Reserve AS telah mengakui kemungkinan adanya tindakan dukungan lanjutan jika penurunan ekonomi berlanjut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper