Bisnis.com, JAKARTA - Sentimen harapan pemulihan ekonomi dari virus corona membuat harga emas mengalami koreksi.
Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Kamis (21/5/2020) waktu setempat, emas terdepresiasi 1,2 persen menjadi US$1,726,33 per troy ounce, terlemah selama lebih dari satu minggu.
Sementara itu, pada perdagangan Jumat (22/5/2020) pukul 4.05 WIB, harga emas spot naik tipis 0,07 poin menjadi US$1.727,07 per troy ounce. Adapun, harga emas berjangka di bursa Comex untuk kontrak Juni 2020 berada di level US$1.726,7 per troy ounce, terkoreksi 1,45 persen.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal menyampaikan harga emas bergerak turun pada hari Kamis (21/5) di tengah meningkatnya harapan untuk adanya pemulihan ekonomi.
"Sebelumnya, ekonomi global dibayangi resesi yang disebabkan oleh virus corona, meskipun penurunan saat ini terlihat dibatasi oleh prospek lebih banyak stimulus dan data ekonomi yang suram," paparnya, Kamis (21/5/2020).
Ekonom di salah satu bank internasional di Australia mengatakan bahwa ada beberapa optimisme dan sentimen permintaan aset berisiko tentang kemungkinan adanya vaksin, pembicaraan pelonggaran lockdown, serta pertumbuhan ekonomi yang mulai naik secara perlahan.
Baca Juga
Namun, sentimen pemulihan belum dilihat sebagai sentimen besar. Pasalnya, jika berdampak besar, harga emas dapat bergerak di bawah level US$1.700.
Harga emas telah reli ke level tertinggi sejak Oktober 2012 pada hari Senin, ditopang oleh kekhawatian penurunan ekonomi, ketegangan AS-Tiongkok, dan stimulus moneter dan fiskal yang masif.
Hasil notula rapat pertemuan terbaru The Fed menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan Federal Reserve AS telah mengakui kemungkinan adanya tindakan dukungan lanjutan jika penurunan ekonomi berlanjut