Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Amerika Serikat menurun pada penutupan perdagangan Kamis (21/5/2020) seiring dengan potensi ketegangan antara AS-China, menambah kekhawatiran tentang laju ekonomi di tengah pandemi.
Mengutip Bloomberg, Dow Jones turun 0,41 persen atau 101,78 poin menjadi 24.474,12, Index S&P 500 menurun 0,78 persen atau 23,1 poin menuju 2.948,51, dan Nasdaq Composite Index terkoreksi 0,97 persen atau 90,89 poin menuju 9.284,88.
Bursa AS turun di tengah sikap Presiden Donald Trump yang bersikap keras terhadap China, dimana komunikasi politik tersebut menjadi senjata utamanya dalam Pilpres AS mendatang. Sektor energi, teknologi, dan utilitas memimpin kerugian di bursa.
Setelah reli sebanyak 32 persen dari posisi terendah pada Maret 2020, S&P gagal bertahan di harga rata-rata 100 hari terakhir. Ketegangan perdagangan dengan China berkontribusi terhadap pelemahan pasar karena kesepakatan belum juga tercapai.
"Pasar melihat retorika perdagangan dan ketegangan antara AS-China memanas. Ini bisa menjadi rintangan dalam pemulihan ekonomi [yang sudah tertekan pandemi]," papar Chris Gaffney, president of world markets TIAA Bank.
Presiden AS Donald Trump memicu ketegangan dengan China, karena mencuit soal kritik kepemimpinan Xi Jinping, beberapa hari sebelum pertemuan politik China terbesar tahun ini. China pun menanggapi tuduhan Trump, dan memperingatkan ancaman tindakan balasan.
Selain itu, Senat AS mengesahkan undang-undang yang menghalangi perusahaan China untuk melantai di Bursa AS. Fenomena itu terjadi beberapa hari sebelum pertemuan politik terbesar China pada tahun ini.
Undang-undang terbaru dapat menyebabkan perusahaan-perusahaan besar Cina seperti Alibaba Group Holding Ltd. dan Baidu Inc. dilarang masuk bursa.
Kasus corona juga mengkhawatirkan dimana sudah mencapai 5 juta korban positif. Jumlah itu meningkat dua kali lipat dalam sebulan terakhir.
Tiga indikator bursa AS juga dimulai di zona merah pada awal perdagangan dan berfluktuasi seiring dengan laporan pengajuan tunjangan pengangguran di AS yang mencapai 2,44 juta orang.
Indeks Stoxx Europe 600 juga turun, dengan hampir semua 19 kelompok sektor berada di zona merah. Namun, saham Deutsche Lufthansa AG melawan tren setelah perusahaan akan mendapatkan kesepakatan bailout bernilai miliaran euro dari Pemerintah Jerman.