Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Potensi Pengurangan Suplai, Harga Minyak Tembus US$25

Pada perdagangan Kamis (14/3/2020) pukul 4.50 WIB, harga minyak WTI kontrak Juni 2020 turun 1,01 persen atau 0,26 poin menjadi US$25,52 per barel.
Aktifitas pengisian truk tangki untuk distribusi bahan bakar minyak (BBM) di Depo BBM Pertamina di Plumpang, Jakarta, Senin (4/5/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Aktifitas pengisian truk tangki untuk distribusi bahan bakar minyak (BBM) di Depo BBM Pertamina di Plumpang, Jakarta, Senin (4/5/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak menguat ke atas level US$25 per barel seiring dengan proyeksi pengurangan pasokan di tengah perlambatan permintaan akibat Covid-19

Pada perdagangan Kamis (14/3/2020) pukul 12.50 WIB, harga minyak WTI kontrak Juni 2020 turun 1,01 persen atau 0,26 poin menjadi US$25,52 per barel.

Adapun, harga minyak Brent kontrak Juli 2020 dalam waktu yang sama terkoreksi 1,83 persen atau 0,55 poin menuju US$29,43 per barel.

Dikutip dari Bloomberg, harga minyak berlabuh di dekat US$25 per barel karena investor menimbang pemotongan pasokan produsen utama seperti Arab Saudi, karena kekhawatiran atas pemulihan permintaan akibat virus.

Saudi Aramco mengurangi pasokan kontrak ke setidaknya 12 pelanggan di Asia untuk Juni, menurut trader yang diberitahu oleh perusahaan. Pengurangan pasokan itu berkisar 20 – 30 persen dari level normal.

OPEC dan sekutunya memangkas produksi harian hampir 10 juta barel. OPEC juga menyajikan penilaian suram pasar minyak global untuk kuartal II/2020, bahkan ketika ada potensi permintaan muncul di Cina dan India.

“Harga Minyak telah berayun di antara keuntungan dan kerugian minggu ini karena pasar bergulat dengan pemulihan permintaan yang bangkit dan kekhawatiran kebangkitan kasus corona virus yang dapat menggagalkan rebound ekonomi,” papar kata Warren Patterson, kepala strategi komoditas di ING Bank NV di Singapura.

Stok minyak mentah di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk WTI, turun 3 juta barel pekan lalu, Administrasi Informasi Energi (EIA) melaporkan pada hari Rabu. Persediaan nasional turun 745.000 barel, dibandingkan dengan perkiraan kenaikan 4 juta barel dalam survei Bloomberg.

Rusia mendekati target pengurangan produksi berdasarkan kesepakatan OPEC + yang disepakati bulan lalu, tetapi para produsen di sana menghadapi tantangan dalam mengekang aktivitas mereka tanpa secara permanen merusak lapangan migasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Sumber : bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper