Bisnis.com, JAKARTA— Harga gas alam bisa menyentuh level negatif seperti minyak bumi.
Dikutip dari Bloomberg, Kamis (14/5/2020), salah satu distributor gas terbesar di China melambaikan peringatan bahwa harga gas alam berpeluang menyentuh harga negatif. Hal tersebut disampaikan saat rapat bersama para pemegang sahamnya.
Dengan demikian, skenario yang sebelumnya terjadi pada minyak pada bulan lalu bisa terulang pada gas alam.
Seperti diketahui, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) sempat menyentuh level negatif US$37 per barel pada April. Artinya, para penjual minyak harus membayar pembelinya.
Chairman ENN Energy Holdings Ltd., Wang Yusuo mengatakan sama dengan minyak, potensi harga negatif pada komoditas gas alam muncul akibat tak tersedianya fasilitas penyimpanan. Kendati demikian, dia tak menyebut lebih spesifik tentang wilayah dan harga acuan gas yang mana.
Namun, dia menyebut kontraksi harga gas di level minus hanya terjadi dalam jangka pendek.
Baca Juga
Kendati harga gas rendah akan menguntungkan perusahaannya melalui penurunan biaya impor, dia memperingatkan kepada trader gas agar mereka bersiap terhadap kejatuhan harga minyak pada komoditas gas.
“Itu karena gas alam memiliki kapasitas penyimpanan yang lebih terbatas dan produksinya lebih rumit. Jadi [harga negatif pada gas alam] itu bisa terjadi. Namun, saya menilai itu tak akan terjadi lama,” katanya.
Harga gas acuan di Asia, Eropa dan Amerika Serikat telah diperdagangkan di level rendah pada tahun ini karena banjir pasokan dan rendahnya permintaan akibat pandemi virus corona.
Bloomberg mencatat harga gas alam untuk kontrak Juni 2020 pada bursa Nymex menyentuh US$1,63 per MMBtu atau menguat 0,87 persen.
Pasar gas alam China terbagi menjadi dua bagian dengan badan usaha milik negara (BUMN) besar yang melakukan produksi dan impor gas dalam jumlah besar. Sementara itu, perusahaan yang lebih kecil seperti ENN membeli dari BUMN dan mendistribusikannya.
ENN yang sebagian besar kegiatannya berada di bagian timur dan selatan China, memiliki fasilitas pencairan gas alam di dekat Shanghai, China. Pihaknya pun berencana mengambil keuntungan dari harga murah di pasar spot dengan meningkatkan impor bahan bakar tahun ini.