Bisnis.com,JAKARTA— Institution Research Team MNC Sekuritas memprediksi emiten perbankan masih akan cenderung mengalami koreksi meski sektor itu masih menjadi pilihan yang menjanjikan.
MNC Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan pada akhir 2020 cenderung bergerak moderat. Kondisi itu lantaran lesunya iklim bisnis dan investasi terutama akibat pandemi Covid-19.
Selain itu, MNC Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan risiko kredit bermasalah terutama di industri tekstil, konstruksi dan pembangunan perumahan, perhotelan dan pariwisata, serta yang berhubungan dengan perdagangan komoditas seperti pertambangan dan agrikultur.
Selanjutnya, MNC Sekuritas juga memberikan catatan atas tantangan yang akan dihadapi oleh sektor perbankan nasional pada 2020. Salah satunya terkait isu negatif terhadap perbankan badan usaha milik negara (BUMN) yang berencana terlibat dalam proses restrukturisasi dari institusi pemerintah yang masih mengalami kerugian.
Kendati demikian, sektor perbankan masih dapat menjadi pilihan yang menarik. Apalagi, bobot sektor finansial terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar 38,69 persen terhadap total kapitalisasi pasar.
“Selain itu, sektor finansial menjadi salah satu sektor yang dapat bertahan terhadap krisis seperti yang terjadi pada 2008,” tulis Institution Research Team MNC Sekuritas melalui riset yang dikutip, Rabu (13/5/2020).
Baca Juga
Di sisi lain, MNC Sekuritas menyebut pergerakan indeks saham sektor keuangan atau JAKFIN serupa dengan IHSG. Pergerakan indeks itu diperkirakan masih akan cenderung mengalami koreksi.
Selama tidak menembus level 845,5, JAKFIN diprediksi berada di akhir wave 2 dari wave (5). Dengan demikian, JAKFIN berpeluang kembali menguat untuk membentuk wave 3 dari wave (5) dengan penguatan terdekat diperkirakan berada di level 1.041,31.
Berikut perkiraan pergerakan teknikal saham perbankan pilihan Institution Research Team MNC Sekuritas:
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA)
Pergerakan BBCA dalam time frame besarnya sedang dalam masa uptrend untuk membentuk wave (5). Pada time frame yang lebih kecil, diperkirakan saat ini BBCA sedang membentuk wave [ii] dari wave 3 dari wave (5). Hal ini berarti BBCA akan cenderung terkoreksi terlebih dahulu, setelah terkonfirmasi membentuk dan menyelesaikan wave [ii], maka BBCA berpeluang menguat kembali untuk membentuk wave [iii] dari wave 3 dari wave (5). Skenario ini akan gagal apabila BBCA ditutup di bawah level Rp24.000.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI)
Support penting BBRI berada di area Rp2.440, apabila pergerakan BBRI menembus support tersebut, maka BBRI berpotensi terkoreksi untuk membentuk wave (c) dari wave [v] dengan ke area Rp2.350 dan kondisi terburuknya menuju Rp2.250. Namun setelah menyelesaikan wave (c) dari wave [v] dari wave A, maka BBRI berpeluang menguat kembali untuk membentuk awalan wave B.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI)
Pergerakan BBNI diperkirakan sedang membentuk wave 5 dari wave (C) dari wave [B], dimana BBNI masih rentan terkoreksi kembali terlebih jika menembus area Rp2.970. Setelah terkonfirmasi menyelesaikan wave 5 dari wave (C) dari wave [B], maka BBNI berpeluang menguat untuk membentuk awalan dari wave [C].
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI)
Pergerakan BMRI masih akan cenderung terkoreksi, terlebih apabila ternyata BMRI menembus support Rp3.780. Saat ini, BMRI sedang berada pada bagian dari wave (iii) dari wave [c] dari wave 5, dimana setelah koreksi wave (iii) ini terkonfirmasi, maka BMRI memiliki peluang menguat dalam jangka pendek untuk membentuk wave (iv) terlebih dahulu.