Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah mengalami pelemahan setelah menguat empat hari beruntun seiring dengan meningkatnya permintaan dolar AS.
Pada perdagangan Selasa (12/5/2020) sesi I, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 65 poin atau 0,44 persen ke level Rp14.960 per dolar AS.
Rupiah terkoreksi setelah 4 sesi sebelumnya mengalami reli. Sepanjang tahun berjalan, rupiah melemah 7,89 persen.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,04 persen atau 0,043 poin ke level 100,279 pada pukul 11.30 WIB.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal menyampaikan munculnya kekhawatiran akan gelombang baru virus corona, setelah adanya laporan 1 kasus baru di Tiongkok dan 15 orang yang memiliki gejala, serta meningkatnya korban di Korea Selatan, berpotensi menjadikan dolar sebagai aset buruan.
Bagaikan dua sisi mata uang, alih-alih dapat menggerakkan roda perekonomian, pelonggaran lockdown justru dinilai dapat melonggarkan peluang penularan virus corona tahap kedua.
Baca Juga
"Dolar AS yang paling diminati oleh para pelaku pasar karena merupakan aset yang paling likuid di tengah ketidakpastian ekonomi global," paparnya dalam publikasi riset, Selasa (12/5/2020).
Adapun, data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.978 per dolar AS, melemah 42 poin atau 0,28 persen dari posisi Rp14.936 pada Senin (11/5/2020).
Di antara mata uang Asia lainnya, pelemahan rupiah sebesar 0,36 persen menjadi pemerosotan kedua terbesar setelah won Korea 0,44 persen. Mayoritas mata uang Benua Kuning memang tengah melemah terhadap dolar AS.
Jumlah kasus penyakit virus corona (Covid-19) mencapai total lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia. Wuhan, kampung halaman virus mematikan ini, melaporkan kasus-kasus baru setelah mengakhiri lockdown bulan lalu.
Dikutip dari www.worldometers.info, jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia mencapai total 4.250.862 hingga Senin (11/5/2020) malam waktu GMT atau Selasa (12/5/2020) pagi WIB.
Sebanyak 1.525.193 orang di antara jumlah tersebut dinyatakan berhasil sembuh, 286.986 pasien meninggal dunia, dan 2.438.683 pasien masih terinfeksi.
00,440.
Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor/Rupiah) | |
---|---|
Tanggal | Kurs |
12 Mei | Rp14.978 |
11 Mei | Rp14.936 |
8 Mei | Rp15.009 |
6 Mei | Rp15.127 |
5 Mei | Rp15.104 |
Sumber: Bank Indonesia
Dalam konferensi pers bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) pada Senin (11/5/2020), Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan BI terus melakukan berbagai upaya stabilisasi dan penguatan rupiah.
Langkah itu ditempuh melalui peningkatan intensitas kebijakan intervensi baik di pasar spot, Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), maupun pembelian SBN dari pasar sekunder. Kebijakan ini didukung oleh cadangan devisa yang lebih dari cukup.
Bank Indonesia juga telah menjalin kerja sama bilateral swap dan repo line dengan sejumlah bank sentral negara lain, termasuk dengan bank sentral Amerika Serikat dan Tiongkok.
“Alhamdulillah, dengan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar yang ditempuh tersebut, nilai tukar rupiah bergerak menguat dari yang semula hampir menyentuh Rp17.000 per dolar AS menjadi di bawah Rp15.000 per dolar AS saat ini,” paparnya.
Bank Indonesia meyakini bahwa tingkat nilai tukar rupiah saat ini secara fundamental masih undervalued dan ke depan akan bergerak stabil dan cenderung menguat.
Di sisi lain, sambung Perry, Bank Indonesia terus memperluas instrumen dan transaksi di pasar uang dan pasar valas.
Hal ini ditempuh antara lain dengan menyediakan lebih banyak instrumen lindung nilai terhadap risiko nilai tukar rupiah melalui transaksi DNDF, memperbanyak transaksi swap valas, dan penyediaan term repo untuk kebutuhan perbankan.