Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit dari pelemahannya dan berakhir naik tajam lebih dari 1 persen.
Sementara itu, nilai tukar rupiah lanjut menguat untuk perdagangan hari keempat berturut-turut didukung optimisme pasar terhadap pelonggaran kebijakan lockdown oleh sejumlah negara.
Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Senin (11/5/2020):
IHSG Ditutup Naik Hampir 1 Persen, Aneka Industri dan Properti Terunggul
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rebound dan ditutup menguat sekitar 0,91 persen atau 41,67 poin ke level 4.639,1. Sepanjang perdagangan hari ini, indeks bergerak dalam kisaran 4.597,64–4.659,86.
Sebanyak 9 dari 10 sektor pada IHSG berakhir di wilayah positif, dipimpin aneka industri (+3,48 persen) dan properti (+3,32 persen). Satu-satunya sektor yang terkoreksi adalah pertambangan (-0,53 persen).
Baca Juga
Saham PT Pollux Properti Indonesia Tbk. (POLL) dan PT Astra International Tbk. (ASII)) yang naik 12,9 persen dan 4,8 persen masing-masing pun menjadi pendorong utama penguatan IHSG.
Mantap ! Kurs Rupiah Naik Empat Hari Berturut-turut
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa penguatan rupiah pada perdagangan kali ini masih didukung oleh respon positif pasar terhadap pelonggaran kebijakan lockdown di beberapa negara pandemi karena laju penyebaran mulai menurun.
Dengan dibukanya lockdown itu, aktivitas ekonomi akan meningkat kembali sehingga akan membatasi pelemahan ekonomi global dan mendukung investor mengumpulkan aset-aset berisiko seperti rupiah.
“Untuk perdagangan Selasa (12/5/2020) pun, rupiah masih ada potensi penguatan karena sentimen positif yang sama itu. Rupiah berpotensi menguji level Rp14.800 per dolar AS dengan level resisten Rp15.100 per dolar AS,” ujar Ariston kepada Bisnis.
Segenap Upaya BI Dorong Rupiah dari Rp17.000 ke Rp15.000
Bank Indonesia bersama dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) berupaya menjaga nilai tukar rupiah.
Dalam konferensi pers bersama KSSK, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan BI terus melakukan berbagai upaya stabilisasi dan penguatan rupiah.
Langkah itu ditempuh melalui peningkatan intensitas kebijakan intervensi baik di pasar spot, Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), maupun pembelian SBN dari pasar sekunder. Kebijakan ini didukung oleh cadangan devisa yang lebih dari cukup.
Sejumlah Negara Siap Buka Lockdown, Harga Tembaga Diramal Naik
Reli harga tembaga diprediksi berlanjut seiring dengan pelonggaran kebijakan lockdown di beberapa negara yang dapat membatasi pelemahan pertumbuhan ekonomi global akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Untuk diketahui, pada medio Maret 2020 harga tembaga sempat runtuh di bawah US$5.000 per ton untuk pertama kalinya sejak 2016. Penurunan itu disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang membuat ekonomi dunia diprediksi melambat sehingga harga logam yang kerap dijadikan patokan pertumbuhan ekonomi itu pun ikut terkoreksi.
Sepanjang tahun berjalan 2020 harga tembaga telah bergerak melemah 14,58 persen. Kinerja itu menjadi kinerja year to date terburuk kedua di antara logam dasar lainnya, tepat di atas aluminium yang melemah 17,96 persen dan di bawah nikel yang terkoreksi 12,09 persen.
Harga emas Comex untuk kontrak Juni 2020 terpantau melorot 13,90 poin atau 0,81 persen ke level US$1.700 per troy ounce pukul 18.47 WIB.
Harga emas bergerak bervariasi dan berhasil bertahan di atas US$1.700 per troy ounce kendati ditekan dua sentimen berbeda, yakni data payroll AS pada akhir pekan dan pelonggaran kebijakan lockdown di sejumlah negara yang membawa optimisme pasar bahwa pemulihan ekonomi akan segera dimulai.
Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta stagnan di level Rp911.000 per gram. Harga pembelian kembali atau buyback emas pun tak mengalami perubahan di posisi Rp812.000 per gram dari harga sebelumnya.