Bisnis.com, JAKARTA – Para investor saham Hong Kong bersiap mengawali Mei dengan kerugian, di tengah tanda-tanda meredanya sentimen bullish yang telah mendongkrak pasar ekuitas global.
Aktivitas perdagangan di Hong Kong kembali bergerak setelah ditiadakan karena libur sejak Rabu (29/4/2020). Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 4,4 persen pada April, penguatan bulanan pertamanya sepanjang tahun ini.
Penguatan Hang Seng pada April antara lain ditopang stabilisasi di pasar global dan valuasi yang murah. Namun, pemulihan pasar global kemudian kehilangan momentumnya ketika ketegangan antara Amerika Serikat dan China berkobar soal asal-usul virus corona baru penyebab Covid-19.
Kontrak berjangka indeks saham S&P 500 AS merosot 1,5 persen pukul 8.38 waktu Hong Kong, menandakan kerugian lebih lanjut setelah indeks saham acuannya anjlok 2,8 persen pada perdagangan Jumat (1/5/2020).
Aktivitas perdagangan di Hong Kong pun kemungkinan akan terkoreksi pada Senin (4/5/2020), yang selanjutnya dapat memperburuk pergerakan di pasar saham kota ini.
Sementara itu, tautan (link) dengan bursa-bursa penukaran di Shanghai dan Shenzhen ditutup hingga Selasa (5/5/2020) karena liburan di China daratan, seperti dilansir melalui Bloomberg.
Baca Juga
Otoritas Hong Kong dikabarkan berencana mengendurkan sebagian lockdown di tengah tanda-tanda bahwa wabah virus corona telah terbendung.
Meski demikian, masih ada kekhawatiran tentang jatuhnya laba perusahaan dalam apa yang bisa menjadi kemerosotan ekonomi terburuk di kota ini.
Di sisi lain, perdebatan baru antara AS dan China juga menambah keresahan pasar. Presiden Donald Trump bersikeras menyalahkan China karena melepaskan pandemi virus corona.