Bisnis.com, JAKARTA — Setelah menyentuh level tertingginya pada pekan lalu, harga emas saat ini berpotensi memasuki ruang penuh tekanan seiring dengan langkah The Fed untuk mempertahankan suku bunga acuannya dan rencana pembukaan lockdown oleh beberapa negara.
Business Manager Indosukses Futures Suluh Adil Wicaksono mengatakan bahwa perkembangan kondisi pasar saat ini dapat membuat laju harga emas berbalik arah dan bergerak cenderung menurun.
Pada pertemuannya pekan ini, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 0—0,25 persen yang menjadi katalis negatif bagi harga emas karena akan menopang penguatan dolar AS.
Selain itu, beberapa negara seperti Vietnam dan Selandia Baru telah mencabut kebijakan pembatasan sosial di negaranya setelah berhasil mengurangi jumlah penyebaran Covid-19.
Uni Eropa dan AS pun dikabarkan telah merencanakan untuk mencabut kebijakan itu pada bulan ini sebagai tanda bahwa roda ekonomi negara-negara itu dapat segera kembali berputar sehingga membatasi perlambatan ekonomi global.
Pembukaan kembali ekonomi itu akan menjadi katalis negatif bagi emas karena investor akan menjauhi aset investasi aman seperti emas dan kembali mengoleksi aset-aset berisiko.
Baca Juga
“Saya melihat harga saat ini sudah cukup jenuh dan harga di atas US$1.700 per troy ounce juga merupakan nilai yang sudah cukup tinggi bagi emas saat ini sehingga aksi jual oleh investor mungkin juga akan terjadi,” ujar Suluh saat dihubungi Bisnis, Jumat (1/5/2020).
Dia memperkirakan harga emas bergerak di kisaran US$1.600—US$1.500 per troy ounce sepanjang tahun ini seiring dengan investor yang sudah tidak lagi mengoleksi aset pundi-pundi untuk jangka panjang dan fokus untuk mengumpulkan aset investasi riil.
Untuk pekan depan, dia memproyeksi emas bergerak di kisaran US$1.650—US$1.700 per troy ounce dan penembusan di antara level itu akan memicu tren laju emas selanjutnya.
Adapun, pada penutupan perdagangan pekan lalu, Jumat (1/5/2020), harga emas di pasar spot ditutup di level US$1.700,42 per troy ounce, terapresiasi 0,83 persen. Pada 23 April 2020, emas di pasar spot sempat menyentuh level tertingginya US$1.730 per troy ounce.