Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tajam bersama nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat di tengah bangkitnya kepercayaan pada pasar dalam negeri.
Sentimen global dari rencana pemberian stimulus di Amerika Serikat hingga penemuan terbaru terkait obat virus corona (Covid-19) turut menjadi angin segar.
Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Kamis (30/4/2020):
'Disuntik' Obat Corona, IHSG Lari Kencang Jelang Long Weekend
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melonjak 3,26 persen atau 149,08 poin ke level 4.716,4. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak dalam kisaran 4.567,4-4.726,77.
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang naik 6,6 persen dan 11,5 persen masing-masing menjadi pendorong utama penguatan IHSG.
Bersama IHSG, indeks saham lain di Asia rata-rata berakhir di zona hijau, antara lain indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang yang masing-masing menguat 2,14 persen dan 1,03 persen.
Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 pun ditutup menguat 1,33 persen dan 1,18 persen. Adapun indeks S&P/ASX 200 Australia dan Taiex Taiwan sama-sama melonjak lebih dari 2 persen.
Bangkit 5 Persen dalam Sebulan Terakhir, Bagaimana Proyeksi IHSG Mei 2020?
IHSG memang masih tercatat mengalami koreksi 25,13 persen secara year to date (ytd) hingga penutupan perdagangan hari ini. Akan tetapi, IHSG mampu menguat 5,61 persen dalam sebulan terakhir.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengatakan kemarin Federal Reserve atau The Fed masih mempertahankan suku bunga. Selain itu, bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut masih akan aktif memberikan stimulus untuk mendorong perekonomian.
“Hal ini disambut dengan baik oleh pelaku pasar, tetapi hal yang menjadi major news adalah uji tes obat Remdesivir dari perusahaan farmasi AS, Gilead, yang mencatatkan hasil yang positif,” jelasnya kepada Bisnis.
Kembali Menguat ke Rp14.800-an, Rupiah Juara di Asia
Rupiah berhasil mencatatkan pertumbuhan tertinggi di Asia pada perdagangan hari ini seiring dengan optmisme terhadap fundamental domestik dan pelemahan dolar AS.
Pada perdagangan akhir April 2020 ini, nilai tukar rupiah berakhir melonjak 414 poin atau 2,70 persen ke level Rp14.881 per dolar AS. Penguatan rupiah menjadi yang tertinggi di Asia.
Menguat ke Level Rp14.800, Ini yang Membuat Rupiah Perkasa
Kinerja nilai tukar rupiah yang terus moncer sepanjang April 2020 diperkirakan akan mampu menjadi pendorong mata uang garuda pada bulan berikutnya.
Sepanjang bulan ini, rupiah terus menunjukkan tren menguat meski dalam beberapa sesi perdagangan terkoreksi. Rupiah mengawali pergerakan di awal bulan di kisaran Rp16.550 per dolar AS.
Rupiah terus menguat menjelang pertengahan April 2020 di kisaran Rp15.000 per dolar AS. Rupiah lantas mengakhiri kinerja dengan ciamik, naik 2,7 persen ke level 14.881 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Permintaan Batu Bara Diperkirakan Anjlok Paling Dalam Sejak PD II
Tingkat permintaan global terhadap komoditas batu bara tengah menuju penurunan tahunan terbesar sejak Perang Dunia II karena aktivitas ekonomi anjlok akibat wabah virus Corona.
Pembangkit listrik tenaga batu bara di beberapa negara Eropa bukan pilihan yang menguntungkan dan secara sosial tidak dapat dipertahankan, karena di sana banyak tersedia komoditas gas alam murah dan kampanye penggunaan energi terbarukan terus digalakkan.
Dalam laporan yang mengukur dampak virus Corona di seluruh bisnis energi, Badan Energi Internasional atau International Energy Agency (IEA) memperkirakan bahwa permintaan batu bara akan turun 8 persen. Selain itu, jumlah batu bara yang digunakan untuk pembangkit listrik akan anjlok 10 persen.
Harga emas Comex untuk kontrak Juni 2020 terpantau menguat 14,30 poin atau 0,83 persen ke level US$1.727,70 per troy ounce pukul 17.12 WIB.
Namun di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta stagnan di level Rp928.000 per gram.
Harga pembelian kembali atau buyback emas pun berada di posisi Rp829.000 per gram atau tak mengalami perubahan dari harga sebelumnya.