Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat (AS) diperdagangkan lebih tinggi terhadap sejumlah mata uang utama pada perdagangan siang ini, Selasa (21/4/2020), di tengah ketidakpastian soal kondisi kesehatan diktator Korea Utara, Kim Jong-un.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, menanjak 0,22 persen atau 0,219 poin ke posisi 100,174 pukul 12.17 WIB.
Sebaliknya, nilai tukar won Korea Selatan terpantau terdepresiasi tajam 13,83 poin atau 1,13 persen ke level .1.234,24 won per dolar AS, yuan China turun 0,19 persen, dan nilai tukar euro melemah 0,3 persen.
Pemerintah Amerika Serikat dikabarkan sedang mencari tahu soal kondisi kesehatan Kim Jong-un, setelah menerima informasi bahwa pemimpin Korea Utara itu dalam kondisi kritis pascaoperasi kardiovaskular pekan lalu, seperti dilansir melalui Bloomberg.
Di sisi lain, mengutip informasi seorang pejabat pemerintah AS, CNN sebelumnya mengabarkan bahwa Kim Jong-un mungkin sedang berada dalam "bahaya besar" setelah menjalani operasi tersebut.
Meski demikian, Gedung Putih menolak untuk mengomentari laporan CNN, sementara kantor berita Korsel Yonhap melaporkan bahwa Korea Selatan menyangkal laporan-laporan yang berkembang di media.
Spekulasi mengenai kondisi kesehatan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, menyulut kekhawatiran mengenai memburuknya hubungan Korsel-Korut di masa mendatang sekaligus mendongkrak daya tarik dolar AS sebagai mata uang safe haven. Korut diketahui telah diperintah oleh satu keluarga sejak dibentuk setelah Perang Dunia II.
“Ketidakpastian tentang siapa yang menggantikannya di Korea Utara adalah suatu misteri yang besar,” ujar Jeffrey Halley, analis pasar di Oanda Asia Pasifik, terkait skenario terburuk yang dapat terjadi pada Kim Jong-un.
“Itulah yang membuat pasar gelisah," katanya.