Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga pemeringkat Moody’s Investors Service menurunkan corporate family rating PT Pan Brothers Tbk. dari B1 menjadi B2 dan mempertahankan outlook atau prospek negatif untuk produsen tekstil itu.
Analis Moody’s Stephanie Cheong menjelaskan bahwa penurunan peringkat mencerminkan risiko pembiayaan kembali atau refinancing yang tinggi terkait fasilitas kredit modal kerja senilai US$138,5 juta yang akan jatuh tempo pada Februari 2021. Berdasarkan penilaian Moody’s, ruang likuiditas emiten berkode saham PBRX itu menyempit secara material.
“Kami berharap PBRX akan memiliki penyangga likuiditas untuk bertahan dalam penurunan kinerja keuangan dan peregangan tak terduga terhadap modal kerja,” jelas Cheong melalui siaran pers, Selasa (21/4/2020).
Penyebaran yang cepat dan meluas pandemi COVID-19, memburuknya prospek ekonomi global, penurunan harga minyak, dan penurunan harga aset menciptakan guncangan kredit di banyak sektor, wilayah, serta pasar. Efek itu disebut belum pernah terjadi sebelumnya.
“Pan Brothers terpapar pada industri ritel yang telah secara signifikan dipengaruhi oleh kejutan terhadap permintaan dan sentimen,” jelas Moody’s.
Moody’s memperkirakan pendapatan Pan Brothers pada 2020 akan tetap relatif datar. Kemampuan perseroan dalam mencari sumber pemasukan lain harus mampu mengimbangi perkiraan penurunan dalam produk fesyen.
Baca Juga
Kendati demikian, level utang yang tinggi sebagai dampak dari peningkatan kebutuhan modal kerja akan melemahkan posisi debt to EBITDA (earning before interest, tax, depreciation, amortization) menjadi 5,1 kali dan EBITDA/interest expense menjadi 1,9 kali pada 2020.
Sebelumnya, Wakil Direktur Utama Pan Brothers Anne Patricia Sutanto menjelaskan bahwa saat ini perseroan memiliki fasilitas kredit modal kerja bergulir senilai US$138 juta. Pinjaman itu menurutnya akan jatuh tempo pada 2021.
Anne mengatakan saat ini perseroan tengah mengkaji pinjaman sindikasi yang baru untuk pembiayaan kembali atau refinancing fasilitas tersebut. Emiten tekstil berkode saham PBRX itu akan menarik fasilitas modal kerja yang baru dengan durasi jatuh tempo yang lebih panjang.
“Pinjaman sindikasi sama hanya lebih panjang sampai dengan 2023,” jelasnya kepada Bisnis, baru-baru ini.
Dia mengatakan akan menarik minimal fasilitas baru senilai US$138 juta. Fasilitas itu diperkirakan akan berasal dari enam perbankan.