Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

S&P Revisi Outlook Peringkat Surat Utang Indonesia Jadi Negatif

S&P Global Ratings mempertahankan peringkat utang Indonesia, salah satunya karena Indonesia dinilai masih memiliki potensi pertumbuhan yang kuat.
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kanan) memimpin rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (9/3/2020). Ratas tersebut membahas kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal tahun 2021 dan rencana kerja pemerintah tahun 2021./ANTARA FOTO-Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kanan) memimpin rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (9/3/2020). Ratas tersebut membahas kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal tahun 2021 dan rencana kerja pemerintah tahun 2021./ANTARA FOTO-Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga pemeringkat S&P Global Ratings merevisi  prospek utang jangka panjang Indonesia menjadi negatif daripada sebelumnya stabil. Kendati demikian, S&P Global Ratings mempertahankan peringkat utang jangka panjang Indonesia di BBB dan AA untuk utang jangka pendek.

S&P Global Ratings menilai revisi prospek disebabkan oleh posisi eksternal Indonesia melemah setelah depresiasi rupiah yang cukup besar sepanjang tahun berjalan. Selain itu beban utang pemerintah secara material akan lebih tinggi dalam beberapa tahun ke depan.

Outlook negatif mencerminkan ekspektasi kami bahwa Indonesia menghadapi risiko fiskal dan eksternal tambahan terkait dengan pandemi COVID-19 dalam 24 bulan ke depan,” tulis S&P Global Ratings dalam keterangan resminya, Jumat (17/4/2020).

Menurut S&P Global Ratings, langkah-langkah fiskal oleh pemerintah Indonesia yang berani akan membantu menstabilkan ekonomi dan mendukung respons kesehatan masyarakat yang lebih kuat. 

Akan  tetapi, hal itu juga akan menambah jumlah utang publik. Padahal, posisi utang luar negeri Indonesia telah melemah setelah rupiah mengalami depresiasi yang cukup dalam.

Untuk diketahui, rupiah sepanjang tahun berjalan 2020 telah terkoreksi sekitar 11 persen, sedangkan posisi jual bersih pasar SBN hingga 13 April 2020 mencapai Rp143,5 triliun.

Di sisi lain, lembaga pemeringkat internasional tersebut masih melihat adanya prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat. Di samping itu, dinamika kebijakan yang mendukung secara historis membuat peringkat utang  dipertahankan.

Adapun, jika pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan yang lebih dalam dan berkepanjangan selama dua tahun ke depan, peringkat Indonesia berpotensi direvisi lebih rendah daripada peringkat saat ini.

Namun, jika pengaturan eksternal Indonesia meningkat secara material dari level saat ini atau jika pengaturan fiskal membaik sehingga defisit anggaran tertahan dan rasio utang turun jauh dari 3 persen dari PDB selama dua tahun ke depan, S&P Global Ratings berpotensi merevisi prospek utang menjadi stabil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper