Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dukung Pasar Minyak Global, Australia Beli Minyak Amerika Serikat

Saat ini, Pemerintah Australia telah menandatangani kesepakatan dengan AS untuk meningkatkan pasokan minyak darurat dalam negeri.
Tangki minyak Aramco terlihat di fasilitas produksi di ladang minyak Saudi Aramco di Shaybah, Arab Saudi, Selasa (22/5/2018)./Reuters
Tangki minyak Aramco terlihat di fasilitas produksi di ladang minyak Saudi Aramco di Shaybah, Arab Saudi, Selasa (22/5/2018)./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Australia akan menambah stok minyaknya melalui perjanjian pembelian dengan Amerika Serikat untuk membantu mendukung pasar minyak global yang diterpa pelemahan permintaan akibat sentimen penyebaran virus corona atau Covid-19.

Permintaan tersebut  terjadi setelah konferensi video dengan para menteri energi G-20.

Menteri Energi Australia Angus Taylor mengatakan bahwa pasar energi di Australia beroperasi dengan aman dan pemerintah akan berupaya menstabilkan sektor ini guna menjaga pasokan listrik, gas dan bahan bakar cair di tingkat yang aman.

Saat ini, Pemerintah Australia telah menandatangani kesepakatan dengan AS untuk meningkatkan pasokan minyak darurat dalam negeri dan tengah mencari cara untuk menyelesaikan persyaratan komersial dari AS

"Pengaturan ini tidak hanya akan meningkatkan keamanan bahan bakar domestik Australia dengan memperkuat pasokan, tetapi juga akan mendukung pasar minyak global selama masa yang penuh tantangan ini karena lemahnya permintaan," ujar Taylor seperti dikutip dari Bloomberg, Sabtu (11/4/2020).

Untuk diketahui, Menteri Energi setiap negara yang tergabung dalam G-20 telah sepakat untuk membentuk kelompok yang akan fokus menyiapkan langkah-langkah guna menyeimbangkan kepentingan perusahaan minyak dan konsumen untuk memastikan aliran energi yang tidak terputus.

Para menteri dijadwalkan bertemu kembali pada September mendatang untuk meninjau tanggapan terhadap virus.

Di sisi lain, rencana Arab Saudi dan Rusia untuk memangkas produksi minyak guna menstabilkan harga komoditas tersebut berpotensi terkendala karena ulah Meksiko.

Menteri Energi Meksiko Rocio Nahle Garcia menolak menolak rencana pemangkasan dan menyatakan bahwa negaranya hanya ingin memangkas produksi hingga 100.000 barel per hari. Jumlah ini jauh lebih rendah dari yang diusulkan OPEC+ yakni sekitar 400.000 barel per hari.

Harga minyak yang sempat bullish hingga bergerak di dekat level US$30 per barel karena optimisme pasar terhadap rencana pemangkasan besar-besaran produksi minyak, kini kembali bergerak melemah.

Pada penutupan perdagangan Jumat (10/4/2020), harga minyak jenis WTI untuk kontrak Mei 2020 di bursa Nymex parkir di posisi US$22,76 per barel, terkoreksi 9,29 persen. Sementara itu, harga minyak jenis Brent kontrak Juni 2020 di bursa ICE berada di posisi US$31,48 per barel, melemah 4, 14 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper