Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Sejahtera Bintang (SBAT) Setelah IPO Rp44,6 Miliar

Perseroan menghimpun dana sebesar Rp44,62 miliar melalui penawaran umum untuk mendukung ekspansi bisnis perseroan.
PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk. (SBAT) resmi melakukan IPO pada Rabu (8/4/2020).
PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk. (SBAT) resmi melakukan IPO pada Rabu (8/4/2020).

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten anyar PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk. berambisi menjadi salah saatu pemain dalam industri tekstil benang atau open end.

Berdasarkan prospektus yang diterbitkan perseroan, Sejahtera Bintang Abadi melepas 425 juta lembar saham dengan harga penawaran Rp105. Bersamaan dengan aksi korporasi itu, perseroan juga menerbitkan 425 juta Waran Seri I yang menyertai saham baru yang dikeluarkan.

Dengan begitu, perseroan bisa menghimpun dana sebesar Rp44,62 miliar melalui penawaran umum. Perseroan berencana menggunakan dana itu mendukung ekspansi bisnis perseroan. Sekitar 78,55 persen akan digunakan untuk kebutuhan belanja modal.

Emiten berkode saham SBAT itu bakal menambah fasilitas produksi dengan membeli mesin Open End Machine dan Finisher Drawframe serta beberapa mesin lainnya. Selain itu, perseroan juga akan melakukan peremajaan fasilitas produksi yang sudah ada dengan mengganti mesin yang terbakar.

Sisa dana sekitar 21,45 persen akan digunakan untuk keperluan modal kerja seperti pembelian bahan baku, biaya pemasaran dan perlengkapan keperluan lainnya. Adapun dana hasil pelaksanaan Waran Seri I akan digunakan oleh SBAT untuk membeli bahan baku, biaya pemasaran dan perlengkapan lain.

Selain itu, pada kuartal III/2019, pasar lokal menyumbang Rp168,01 miliar dan pasar ekspor Rp59,69 miliar. Total pendapatan SBAT tercatat Rp227,70 miliar turun 13,03 persen dari periode sebelumnya Rp261,81 miliar. Penurunan utamanya disebabkan oleh segmen pasar lokal yang terkoreksi dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp260,92 miliar.

Hal ini berakibat pada bottom line perseroan yang mencatatkan rugi bersih Rp3,84 miliar sedangkan pada periode sebelumnya mencatatkan laba Rp112 juta. Sejak 2016 perseroan mengalami penurunan laba dari Rp2,18 miliar, Rp1,42 miliar pada 2017 dan Rp99 juta pada 2018.

Dengan demikian rasio laba bersih atas pendapatan atau marjin laba kerap mengalami penurunan 1,07 persen, 0,46 persen dan 0,03 persen. Adapun pada kuartal III/2019 tercatat minus sebesar 1,68 persen.

Sebagai informasi SBAT adalah emiten yang bergerak di industri tekstil serta memproduksi benang dari bahan daur ulang dan berkedudukan di Bandung, Jawa Barat. Perseroan memiliki visi yaitu untuk menjadi salah satu pemain dalam industri tekstil benang atau open end yang terbaik di dunia.

Perseroan mengincar kebutuhan pembeli ekspor sebagai prioritas dan juga untuk kebutuhan pembeli lokal. Selain itu, perusahaan yang berdiri sejak 2003 ini menggunakan mesin Eropa terutama Jerman, Cina, Taiwan, dan Jepang.

Produk yang dihasilkan oleh Perseoran dapat digunakan untuk memproduksi handuk, sarung tangan rajutan, kain denim, kain kanvas, karpet, pel dan produk lainnya untuk industri rumah tangga dan baju batik printing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper