Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah meskipun hampir seluruh bursa saham di Asia menguat. Di sisi lain, nilai tukar rupiah justru mantap di zona hijau dengan penguatan lebih dari 1 persen.
Berikut adalah ringkasan perdagangan yang dirangkum Bisnis.com, Selasa (7/4/2020):
IHSG Ditutup Melemah 0,69 Persen, Tujuh Sektor Terkulai
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG ditutup melemah 0,69 persen atau 33,19 poin ke level 4.778,64 pada akhir perdagangan hari ini.
Pada perdagangan Senin (6/4/2020), IHSG ditutup di level 4.811,83 dengan lonjakan 4,07 persen atau 188,40 poin.
Sebelum berbalik melemah, indeks sempat melanjutkan penguatannya pada Selasa (7/4) pagi hingga melonjak 2 persen menembus level 4.900. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam kisaran 4.721,72-4.975,54.
Tujuh dari 10 sektor menetap di wilayah negatif pada akhir perdagangan, dipimpin infrastruktur yang melemah 2,04 persen, disusul sektor barang konsumsi yang turun 1,86 persen. Tiga sektor lainnya menguat, dipimpin sektor pertanian yang naik 2,94 persen.
Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Hari Ini
Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 212 poin atau 1,29 persen ke level Rp16.200 per dolar AS pada akhir perdagangan hari ini.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,574 poin atau 0,57 persen ke level 100,111 pada pukul 14.52 WIB.
Penyebaran Covid-19 Berpotensi Melambat, Bursa Eropa Menguat
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 melonjak 2,9 persen pukul 17.19 WIB, sedangkan indeks MSCI Asia Pacific melonjak 2,4 persen.
Saham travel mendorong penguatan indeks Stoxx Europe 600, ketika setiap indeks saham utama di kawasan ini menguat.
Laju jumlah kasus infeksi baru di Prancis dan Italia, pusat penyebaran virus corona untuk kawasan Eropa, dilaporkan telah melambat meskipun Spanyol menunjukkan peningkatan pada Selasa (7/4/2020).
Harga Emas Berpotensi Terbang Lebih Tinggi
Harga emas berpotensi terbang lebih tinggi seiring dengan fokus pasar tertuju pada prospek perlambatan ekonomi global.
Analis Capital Futures Wahyu Laksono mengatakan bahwa penyebaran COVID-19 yang semakin meluas semakin memperkuat sinyal resesi global sehingga seluruh bank sentral dan pemerintah di dunia tengah berlomba-lomba menggelontorkan stimulus untuk menyelamatkan perekonomian.
“Itulah faktor utama emas untuk kembali berada di jalur bullish seperti saat ini,” ujar Wahyu kepada Bisnis, Selasa (7/4/2020).