Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah di bursa berjangka New York berhasil melonjak menembus level US$21 per barel, setelah berakhir di zona merah pada perdagangan Rabu (1/4/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) kontrak Mei 2020 terpantau melonjak 4,63 persen atau 0,94 poin ke level US$21,25 per barel pada sesi after-hour trading pukul 6.04 sore waktu New York.
Pada perdagangan Rabu, minyak WTI berakhir terkoreksi 17 sen ke level US$20,31 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak Brent untuk kontrak Juni 2020 ditutup merosot US$1,61 ke level US$24,74 per barel di ICE Futures Europe Exchange, setelah turun 7 sen ke posisi 26,35 per barel pada Selasa (31/3/2020).
Para eksekutif perusahaan minyak yang telah terdampak penurunan harga minyak secara besar-besaran direncanakan akan bertemu dengan Presiden Donald Trump pada Jumat (3/4/2020), seiring dengan upaya pemerintah mencari cara untuk membantu industri ini.
Pertemuan yang telah dikonfirmasi oleh American Petroleum Institute (API) ini direncanakan tepat ketika Arab Saudi melancarkan rekor volume minyak mentah ke dalam pasar minyak global sekaligus meningkatkan perang harganya dengan Rusia.
Baca Juga
Trump sendiri, dalam beberapa hari terakhir, telah meningkatkan upayanya untuk campur tangan dalam urusan kedua negara tersebut. Kemerosotan harga minyak mengancam untuk menghapus puluhan ribu pekerjaan di industri minyak Amerika.
“Kita tidak ingin kehilangan perusahaan-perusahaan minyak besar kita,” ujar Trump dalam suatu briefing di Gedung Putih pada Rabu (1/4/2020), seperti dilansir dari Bloomberg.
Eksekutif perusahaan-perusahaan minyak seperti Exxon Mobil Corp, Chevron Corp, Occidental Petroleum Corp dan Continental Resources Inc. diperkirakan akan menghadiri pertemuan pada Jumat, menurut sumber terkait.
Di antara topik yang diperkirakan akan dibahas adalah kemungkinan tarif impor minyak ke AS dari Arab Saudi, dan keringanan aturan yang mengharuskan kapal-kapal pengangkut barang antara pelabuhan AS menggunakan bendera Amerika.
Perusahaan-perusahaan minyak selama ini telah mengembangkan berbagai strategi untuk menangani kelebihan pasokan minyak mentah oleh perang harga minyak Rusia-Saudi dan runtuhnya permintaan akibat virus corona (Covid-19).
Pada Rabu, harga minyak terbebani langkah Arab Saudi yang mendorong pasokan minyak mentahnya ke level tertinggi. Saudi tak menunjukkan tanda-tanda tunduk pada tekanan Presiden Trump untuk mengurangi perang harga minyaknya dengan Rusia.
Alih-alih, Arab Saudi mengawali bulan ini dengan meningkatkan pasokan menjadi lebih dari 12 juta barel per hari, rekor levelnya, menurut seorang pejabat industri yang terkait dengan operasi kerajaan.
Selain itu, raksasa minyaknya, Saudi Aramco, memuat 15 tanker dengan 18,8 juta barel minyak pada satu hari awal pekan ini, menurut cuitan oleh pihak perusahaan di Twitter.
Pergerakan minyak mentah WTI kontrak Mei 2020 | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$/barel) | Perubahan |
1/4/2020 | 20,31 | -0,17 poin |
31/3/2020 | 20,48 | +0,39 poin |
30/2/2020 | 20,09 | -1,42 poin |
Pergerakan minyak mentah Brent kontrak Juni 2020 | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$/barel) | Perubahan |
1/4/2020 | 24,74 | -1,61 poin |
31/3/2020 | 26,35 | -0,07 poin |
Sumber: Bloomberg