Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Energi Dorong Penguatan Indeks Saham Eropa di Awal Perdagangan

Indeks Stoxx Europe 600 terpantau menguat 0,4 persen atau 1,24 poin ke level 312,01 pada pukul 15.38 WIB.
Bursa Efek paris./Christope Morin - Bloomberg
Bursa Efek paris./Christope Morin - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa menguat pada awal perdagangan Kamis (2/4/2020), didorong oleh sektor energi menyusul kabar bahwa China akan menambah cadangan minyaknya.

Indeks Stoxx Europe 600 terpantau menguat 0,4 persen atau 1,24 poin ke level 312,01 pada pukul 15.38 WIB. Produsen minyak termasuk Repsol menguat 4,37 persen, sedangkan Royal Dutch Shell naik 8,33 persen.

Dilansir Bloomberg, Kamis (2/4/2020), menurut sumber yang mengetahui rencana ini, pengimpor terbesar dunia itu mengambil keuntungan dari penurunan harga minyak yang mencapai 60 persen untuk menambah persediaan.

Sementara itu, Pemerintah China belum memberikan keterangan resmi mengenai langkah ini.

Minyak mentah Brent 8,16 persen ke level US$26,76 per barel, sedangkan minyak West Texas Intermediate menguat 7,09 persen ke level US$21,75 per barel menyusul laporan tersebut.

Setelah mengalami kuartal terburuknya sejak 2008, bursa saham berjuang untuk menentukan arah pergerakannya ketika banyak perusahaan tampak mengambil langkah untuk memangkas dividen.

Di sisi lain, semakin banyak negara bagian di Amerika Serikat memberlakukan pembatasan ketat pada mobilitas masyarakat di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Angka kematian meningkat di Prancis dan Spanyol, sementara Italia dan Jerman memperpanjang lockdown dan Florida memerintahkan warganya untuk tidak keluar dari rumah masing-masing.

New York dan New Jersey mengatakan jumlah korban jiwa di kedua negara bagian ini telah meningkat berlipat ganda dalam tiga hari terakhir.

“Berita tambahan tentang virus corona dalam 24 hingga 48 jam terakhir mengecewakan,” ujar John Porter, seorang fund manager di Mellon Investments Corp., seperti dilansir dari Bloomberg.

“Ekonomi global telah terpukul, ada sejumlah besar ketidakpastian, dan itu berkontribusi terhadap volatilitas di pasar dan arah penurunan yang telah kita lihat dalam beberapa hari terakhir,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper