Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketegangan Tarif Mereda, Harga Emas Terkoreksi

Harga emas melemah karena tertekan oleh optimisme pasar terhadap potensi kesepakatan dagang antara AS dan sejumlah mitra dagangnya.
Emas batangan dalam berbagai ukuran tersimpan di brankas yang berada di Jerman. / Bloomberg-Michaela Handrek-Rehle
Emas batangan dalam berbagai ukuran tersimpan di brankas yang berada di Jerman. / Bloomberg-Michaela Handrek-Rehle

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas terpantau melemah karena tertekan oleh optimisme pasar terhadap potensi kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan sejumlah mitra dagangnya. Penguatan dolar AS dan naiknya imbal hasil obligasi pemerintah turut memperlemah daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.

Mengutip Reuters pada Rabu (9/7/2025), harga emas di pasar spot turun 0,8% menjadi US$3.307,16 per troy ounce setelah sempat menyentuh level terendah dalam lebih dari satu pekan di awal sesi. Sementara itu, harga emas berjangka AS  turun 0,8% ke level US$3.316,90 per troy ounce.

Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun naik ke level tertinggi dalam lebih dari dua pekan, membuat emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang menarik. Di sisi lain, indeks dolar AS juga naik tipis 0,1%, menambah tekanan terhadap harga logam mulia.

Wakil Presiden sekaligus analis logam senior di Zaner Metals Peter Grant menuturkan, fokus pasar saat ini tertuju pada perkembangan perdagangan menjelang tenggat 9 Juli, seiring pemerintah AS meningkatkan tekanannya. 

"Namun, munculnya optimisme atas potensi kesepakatan dagang mendorong sentimen risk-on, yang membuat emas tetap tertahan," jelasnya.

Sejumlah negara ekonomi besar di Asia seperti Jepang dan Korea Selatan menyatakan pada Selasa bahwa mereka akan berupaya melakukan negosiasi dengan pemerintah AS guna meredam dampak dari rencana tarif tinggi yang akan diberlakukan oleh Presiden Donald Trump mulai 1 Agustus mendatang.

Trump kembali memanaskan ketegangan dagang global pada awal pekan ini dengan mengancam 14 negara akan menghadapi tarif baru. Namun, dengan batas waktu pemberlakuan yang diundur hingga 1 Agustus, negara-negara mitra kini fokus memanfaatkan jeda tiga pekan tersebut untuk menekan AS agar memberikan kelonggaran.

Sementara itu, pasar juga menanti risalah pertemuan kebijakan terakhir The Federal Reserve yang akan dirilis Rabu waktu setempat, serta pernyataan sejumlah pejabat The Fed sepanjang pekan ini untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut terkait prospek ekonomi dan arah kebijakan moneter bank sentral.

Hamad Hussain, ekonom iklim dan komoditas di Capital Economics menuturkan, ancaman inflasi yang masih membayangi akibat tarif kemungkinan akan membuat The Fed menahan diri dari penurunan suku bunga hingga tahun depan, dan ini akan membatasi penguatan harga emas. 

Investor saat ini memperkirakan pemangkasan suku bunga The Fed sebesar total 50 basis poin hingga akhir 2025, dengan pemangkasan pertama diperkirakan terjadi pada Oktober.

Di pasar logam lainnya, harga perak spot turun 0,3% menjadi US$36,64 per troy ounce. Platinum terkoreksi 0,8% ke US$1.359,90, sementara paladium stagnan di US$1.111,36.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper