Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup menghijau seiring dengan sentimen investor menunggu paket belanja pemerintah. Paket yang belum pernah terjadi sebelumnya itu ditujukan untuk melawan pukulan dari pandemi coronavirus.
Pada penutupan perdagangan Rabu (25/3/2020) waktu setempat, Dow Jones menanjak 2,39 persen, S&P 500 menguat 1,15 persen, NASDAQ terkoreksi -0,45 persen, dan NYSE naik 3,14 persen.
Dikutip dari Bloomberg, Indeks S&P 500 mencatat kenaikan dua hari terbesar sejak November 2008 setelah negosiasi semalam di Kongres membuka jalan untuk pemungutan suara untuk keputusan stimulus minggu ini.
Saham Boeing Co. menguat 24 persen, mengangkat Dow Jones Industrial Average tertimbang harga menuju yang terbaik dua hari sejak 1987. Namun, Indeks blue-chip masih turun sekitar 25 persen dari rekor Februari.
Namun, pergerakan saham sempat jatuh setelah senator Republik mengajukan keberatan atas bagian tunjangan pengangguran dari tagihan stimulus. Selain itu, Senator Vermont Bernie Sanders mengancam untuk menegakkan undang-undang kecuali keberatan itu dibatalkan.
Dari koporasi, Apple Inc. dikatakan sedang membahas menunda peluncuran iPhone 5G-nya, sehingga turut membebani sentimen terhadap pasar.
Baca Juga
Meskipun ada harapan seputar stimulus, James Bullard, Kepala Federal Reserve Bank di St. Louis, mengatakan kepada wartawan bahwa ia memprediksi klaim pengangguran meningkat dan AS tidak akan melanjutkan kehidupan normal sampai orang merasa aman.
"Kesepakatan stimulus US$ 2 triliun dapat membantu meredam pukulan terhadap ekonomi, tetapi kami tidak berpikir bahwa itu bisa berlaku untuk aset berisiko," kata Mark McCormick, kepala global strategi FX di Toronto Dominion Bank. "Setidaknya, jalan di depan masih akan berombak."
Peningkatan ekuitas juga terjadi di Eropa, di mana para pimpinan bergerak akan mengeluarkan paket fiskal. Di Asia, patokan saham regional mencatat kenaikan satu hari terbaik sejak 2008. MSCI Asia Pasifik menguat 5,6 persen.
Investor melihat indeks ekuitas AS dan global membukukan kenaikan harian berturut-turut pertama sejak sesaat sebelum tren penurunan dimulai sebulan yang lalu.
Dengan infeksi virus corona yang meningkat secara global dan Spanyol melaporkan lebih dari 700 kematian dalam satu hari, pedagang diingatkan bahwa ancaman terhadap ekonomi global masih ada.
“Perdagangan pasar bergantung kepada sentimen. Beralih dari kepanikan ke optimisme, ”kata Nathan Thooft, kepala alokasi aset global Manulife Investment Management.
"Pada tingkat makro, kebijakan terus berevolusi, dan kita tahu data ekonomi akan menjadi buruk, tetapi sebesara besar [penurunan data ekonomi] belum bisa diprediksi, meskipun ada sedikit kepastian tentang durasi."