Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah masih melanjutkan pelemahannya pada perdagangan Kamis (19/3/2020) seiring dengan masih tingginya kekhawatiran pasar terhadap prospek perlambatan ekonomi global yang dipicu sentimen penyebaran virus corona atau Covid-19.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (19/3/2020), rupiah terakhir bergerak pukul 8.04 WIB dan parkir di level Rp15.315 per dolar AS, melemah 0,61 persen atau 93 poin.
Sementara itu, pada pukul 10.00 WIB, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdro) Bank Indonesia, rupiah berada di level Rp15.712 per dolar AS, melemah 3,2 persen dibandingkan kurs pada perdagangan sebelumnya Rabu (18/3/2020) di level Rp15.223 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa pelemahan rupiah masih dibayangi oleh kekhawatiran pasar terhadap pertumbuhan ekonomi global seiring dengan penyebaran virus corona.
Stimulus yang telah diberikan oleh banyak bank sentral besar tampak tidak berhasil mengangkat kepercayaan diri pasar. Adapun, Bank Sentral Eropa telah menggelontorkan stimulus hingga 759 miliar euro, salah satunya untuk membeli obligasi.
Sementara itu, Pemerintah AS telah menggelontorkan US$1,2 triliun sebagai stimulus fiskal dan The Fed telah memangkas suku bunga acuan ke kisaran 0-0,75 persen.
“Stimulus tidak berdampak besar, hanya sementara saja. Selama pandemi corona masih berlangsung kepercayaan diri pasar masih rendah. Potensi rupiah semakin melemah dan sentuh Rp16.000 per dolar AS terbuka lebar,” ujar Ariston saat dihubungi Bisnis, Kamis (19/3/2020).
Dia memperkirakan pada perdagangan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp15.500-Rp15.250 per dolar AS.
Senada, Analis Henan Putihrai Sekuritas Liza Camelia mengatakan bahwa rupiah tengah menguji level Rp15.500 per dolar AS, sedangkan level support pasangan USD/IDR tersebut di kisaran Rp14.700 hingga Rp14.800 per dolar AS.