Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat rebound dari pelemahan terbesar sejak 1987 setelah pemerintah memacu upaya untuk mengimbangi tekanan finansial akibat virus corona.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 5,2 persen atau 1.048,86 ke level 21.237,38 pada akhir perdagangan Selasa.
Sementara itu, indeks Standard & Poor’s (S&P) 500 berakhir menguat 6 persen atau 143,06 ke level 2.529,19. Adapun indeks Nasdaq Composite menguat 6,23 persen atau 430,19 poin ke posisi 7.334,78.
Dilansir Bloomberg, pemerintah AS mengatakan ingin memberikan bantuan dana kepada warganya dalam dua pekan ke depan guna mencegah dampak keuangan dari pembatasan interaksi sosial akibat virus corona (Covid-19) mengancam ekonomi global ke jurang resesi.
Pemerintah juga meminta persetujuan dana darurat senilai ratusan miliar dari Kongres. Sementara itu, Federal Reserve memperkenalkan kembali alat kebijakan tambahan era krisis untuk menstabilkan pasar keuangan.
"Apa yang kami lihat saat ini adalah pertumbuhan respons kebijakan yang eksponensial terhadap penyebaran masif virus corona," kata Conor Sen, manajer portofolio di New River Investments, seperti dikutip Bloomberg.
Sementara itu, kepala analis pasar di TD Ameritrade, JJ Kinahan mengatakan keadaan pasar saat ini sangat berbeda dengan apa pun yang telah dialami sebelumnya karena tidak adanya implikasi yang arah yang jelas terhadap kondisi di masa mendatang.
Setelah virus corona menghempaskan ekonomi global menuju resesi dan sejumlah bank sentral secara dramatis meningkatkan upaya untuk menstabilkan pasar modal dan likuiditas, para pelaku pasar saat ini menuntut stimulus fiskal dari pemerintah, khususnya di AS.
Pemerintahan Trump meminta pendanaan dari Kongres AS senilai lebih dari US$1 triliun untuk memerangi dampak dari virus tersebut.
Sementara itu data menunjukkan penjualan ritel AS turun pada Februari. Hal ini menandakan bahwa belanja konsumen yang menjadi pendorong utama ekonomi mulai melambat bahkan sebelum langkah-langkah penanggulangan Covid-19 dimulai.