Bisnis.com, JAKARTA - Aksi pembelian kembali saham atau buyback oleh para emiten memunculkan sentimen positif sehingga turut mengerek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ke zona hijau pada penutupan perdagangan Jumat, (13/3/2020).
Sempat dihentikan sementara pada pukul 09.15 WIB karena terkoreksi 5,01 persen, IHSG ditutup menguat tipis 0,24 persen di level 4.907.57. Pelonggaran ketentuan persyaratan buyback menjadi salah satu faktor penyelamat IHSG dari tren koreksi.
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengapresiasi keputusan otoritas pasar modal untuk memperbolehkan emiten melakukan aksi pembelian kembali saham tanpa melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Hal tersebut dinilai sebagai putusan yang dapat menggenjot kinerja pasar ke arah yang lebih baik.
"Sentimen ini akan berdampak bagus ke IHSG, Kami melihat akan ada potensi technical rebound dalam waktu dekat," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Jumat (13/3/2020).
Kebijakan otoritas dalam melonggarkan persyaratan buyback langsung disambut hangat oleh para emiten yang melantai di bursa efek. Hal ini tercermin dari jumlah emiten yang mengumumkan aksi buyback. Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, hingga Jumat (13/3/2020) sore, sudah ada lebih dari 20 perseroan yang telah mengeluarkan pengumuman untuk melakukan kebijakan pembelian kembali saham.
Beberapa diantaranya adalah PT Ace Hardware Tbk. (ACES), PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) PT Cikarang Listrindo Tbk. (POWR), PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA), dan PT Jaya Real Property Tbk. (JRPT). Selain itu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Pan Indonesia Tbk. (PNBN) juga mengumumkan rencana buyback hari ini.Hendriko memperkirakan ke depan akan banyak emiten yang memanfaatkan pelonggaran aturan dari otoritas bursa.
Baca Juga
Menurut Hendriko, aksi buyback telah menciptakan permintaan baru di pasar saham yang selanjutnya memicu kenaikan IHSG. Untuk diketahui, penguatan IHSG terjadi satu jam menjelang penutupan perdagangan.
"Namun, pasar hari ini masih membukukan net foreign outflow. Sepertinya hal ini disebabkan oleh aksi buyback dari emiten serta fund lokal yang melakukan pembelian agresif pada sesi kedua," jelasnya.
Senada dengan Hendriko. Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada aksi buyback oleh emiten berhasil memperbaiki persepsi pelaku pasar dan juga pandangan investor terhadap pasar saham Indonesia. Menurut Reza, investor berpandangan, manajemen perusahaan tercatat tidak berdiam diri dalam merespons penurunan harga saham.
Kendati demikian, dia mengingatkan bahwa dampak positif dari kebijakan ini diperkirakan tidak akan berlangsung lama. IHSG akan tetap berada dalam jalur rawan koreksi bila kondisi makro ekonomi domestik tidak menunjukkan tren perbaikan.
“Karena saat ini pasar juga masih dalam kondisi panik walaupun intensitasnya menurun. Kekhawatirannya adalah insentif ini hanya akan dimanfaatkan sebagai sarana untuk profit taking,” jelasnya kepada Bisnis.
Reza menilai aksi buyback bukan satu-satunya pendukung penguatan IHSG hari ini. Dia menjelaskan, kenaikan IHSG juga didorong oleh penguatan bursa Eropa. Selain itu, kabar terkait rencana beberapa negara yang mengembangkan vaksin untuk wabah virus corona turut memunculkan optimisme di pasar.