Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan proses pembelian kembali saham atau buyback oleh emiten pelat merah akan dilaksanakan secara bertahap.
Erick mengatakan, aksi buyback yang dilakukan oleh BUMN tidak akan mengganggu kondisi keuangan maupun kegiatan operasional masing-masing perusahaan pelat merah. Dia menyebut, hanya BUMN dengan kondisi keuangan solid yang diharapkan melakukan buyback.
“Kan yang namanya buyback itu kan bukannya berarti diperintahkan uangnya langsung dihabiskan, berarti kan proses buyback itu terus berjalan,” katanya di Stasiun Gambir, Jakarta, Kamis (12/3/2020).
Sebagaimana diketahui, sebanyak 12 BUMN berencana melakukan buyback. Sebanyak lima BUMN sudah mengumumkan rencana tersebut kepada publik, yaitu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT PP (Persero) Tbk., dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk., dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Jumlah dana buyback yang disiapkan oleh lima emiten ini mencapai Rp1,45 triliun. Adapun, total dana yang disiapkan untuk buyback oleh 12 emiten BUMN mencapai sekitar Rp8 triliun.
Untuk diketahui, hari ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali anjlok 5,01 persen ke level 4.895,75. Penurunan ini membuat perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) selesai lebih cepat karena jeda 30 menit yang dimulai pada pukul 15.33 WIB.
Baca Juga
IHSG tetap menurun meski Kementerian BUMN telah memberi angin segar dengan mendorong sejumlah emiten untuk buyback. Meski begitu, Erick menyatakan pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk kembali mendorong kebijakan buyback BUMN.
“Itu policy-nya di Menkeu dan Gubernur BI, jangan di saya,” ujarnya.
Untuk diketahui, lima BUMN yang siap melakukan buyback mencetak kinerja saham yang kurang menggembirakan. Dalam tahun berjalan, saham lima BUMN telah terkoreksi berkisar 24 persen sampai dengan 50,4 persen.