Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Lawan Dampak Virus Corona, IHSG & Rupiah Menguat

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memantapkan rebound-nya di zona hijau dengan lonjakan lebih dari 2 persen pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (10/3/2020), bersama dengan rebound nilai tukar rupiah.
Pelajar berada di Main Hall Bursa Efek Indonesia Jakarta. Bisnis/Dedi Gunawan
Pelajar berada di Main Hall Bursa Efek Indonesia Jakarta. Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memantapkan rebound-nya di zona hijau dengan lonjakan lebih dari 2 persen pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (10/3/2020), bersama dengan rebound nilai tukar rupiah.

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di level 5.255,18 dengan lonjakan 118,37 poin atau 2,30 persen pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Senin (9/3/2020), IHSG mengakhiri pergerakannya di level 5.136,81 dengan penurunan tajam 6,58 persen atau 361,73 poin, penurunan hari ketiga berturut-turut sejak perdagangan 5 Maret.

Indeks mulai rebound dari zona merah pada Selasa (10/3) pagi dengan dibuka naik 0,25 persen atau 12,68 poin di posisi 5.149,49. Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak di level 5.149,45 – 5.278,42.

Sebanyak 8 dari 9 sektor menetap di wilayah positif pada akhir sesi I, dipimpin aneka industri (+3,56 persen) dan finansial (+3,42 persen). Satu-satunya sektor yang berakhir di zona merah adalah pertanian (-0,34 persen).

Dari 684 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 250 saham menguat, 131 saham melemah, dan 303 saham stagnan.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang masing-masing naik 6,40 persen dan 2,85 persen menjadi pendorong utama lonjakan IHSG pada akhir sesi I.

IHSG berhasil bangkit dari pelemahannya dan melonjak setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) melancarkan stimulus sebagai upaya guna meredam gejolak di pasar dan menahan laju penurunan pasar modal dalam negeri.

Pada Senin (9/3), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan relaksasi aturan pembelian kembali saham atau buyback. Relaksasi tersebut tertuang dalam Surat Edaran OJK Nomor 3/SEOJK.04/2020 tanggal 9 Maret 2020.

Beleid ini mengatur tentang Kondisi Lain Sebagai Kondisi Pasar Yang Berfluktuasi Secara Signifikan Dalam Pelaksanaan Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan Oleh Emiten Atau Perusahaan Publik.

Dalam surat itu, buyback saham dapat dilakukan tanpa terlebih dahulu memperoleh persetujuan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Selain itu, jumlah saham yang dibeli kembali dapat lebih dari 10 persen dari modal disetor dan paling banyak 20 persen dari modal disetor. Adapun, ketentuan paling sedikit saham beredar yakni 7,3 persen dari modal disetor.

Sementara itu, BEI mengimplementasikan perubahan batas auto rejection, yaitu hanya dapat turun maksimal 10 persen. Jika saham bergerak melemah dari batas tersebut, maka saham bersangkutan akan terkena auto rejection bawah, sementara batas atas masih pada batas 20-35 persen.

Tak berhenti di situ, Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, beserta pihak otoritas lainnya dikabarkan siap untuk menerapkan semua kebijakan yang mungkin untuk melawan dampak virus corona dan penurunan pasar terhadap ekonomi.

“Pihak otoritas akan mempertimbangkan semua alat, termasuk kerangka stabilisasi obligasi dan auto reject asimetris untuk pasar saham, guna mengelola sentimen pasar yang pada akhirnya dapat memengaruhi fundamental negara,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kepada awak media di Jakarta pada Selasa (10/3), seperti dikutip dari Bloomberg.

Selain itu, pemerintah mempersiapkan skenario jangka pendek dan jangka panjang yang akan fokus pada menjaga ekonomi yang sehat.

Seiring dengan pergerakan IHSG, indeks Bisnis-27 melonjak 3,54 persen atau 16,25 poin ke level 475,45, sedangkan indeks saham syariah Jakarta Islamic Index melonjak 2,52 persen atau 13,65 poin ke posisi 555,06 pada akhir sesi I.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terpantau menguat 83 poin atau 0,58 persen ke level Rp14.310 per dolar AS pukul 12.09 WIB, setelah melemah tiga hari berturut-turut sebelumnya.

Rupiah rebound bersama sebagian besar mata uang negara emerging market Asia, di tengah harapan dorongan stimulus untuk mengurangi dampak ekonomi dari wabah penyakit virus corona.

Pada Senin (9/3), Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan akan memangkas pajak penghasilan dan meluncurkan paket kebijakan bagi industri-industri yang terdampak virus corona.

Pernyataan ini disampaikan beberapa jam setelah bursa AS mencatat rekor penurunan terburuk dalam satu dekade terakhir. Menyusul pernyataan tersebut, bursa Asia diperdagangkan mayoritas naik, sedangkan kontrak berjangka ekuitas AS rebound.

Di antara indeks saham di Asia Tenggara yang menguat adalah indeks FTSE Straits Times Singapura (+1,29 persen), FTSE KLCI Malaysia (+1,06 persen), dan SE Thailand (+1,73 persen).

Di negara lainnya di Asia, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang menanjak 0,90 persen dan 0,18 persen, sedangkan Kospi Korea Selatan naik 0,14 persen.

Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing menguat 0,62 persen dan 1,03 persen. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong naik tajam 2,09 persen pada pukul 12.01 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper