Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Jual Emas di Pegadaian Tembus Rekor Lagi

dalam setahun, harga emas yang dijual di Pegadaian telah naik lebih dari 10 persen.
Karyawan melintas didekat logo  PT Pengadaian (Persero) di Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan melintas didekat logo PT Pengadaian (Persero) di Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas batangan yang dijual di Pegadaian mencetak rekor tertinggi, yaitu Rp854.000 per gram. Harga tersebut berlaku baik emas cetakan Antam maupun cetakan UBS.

Dilansir dari website resmi Pegadaian, harga emas mengalami kenaikan signifikan dalam sepekan terakhir. Harga emas cetakan Antam ukuran 1 gram naik Rp30.000 bila dibandingkan dengan posisi 2 Maret 2020. Adapun perubahan harga emas cetakan UBS untuk ukuran yang sama mencapai Rp19.000.

Kenaikan harga akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan periode Maret 2019. Bisnis mencatat, pada 25 Maret 2019, emas cetakan Antam yang dijual Pegadaian mencapai Rp698.000 untuk ukuran 1 gram. Dengan kata lain, dalam setahun harga emas sudah naik Rp156.000 atau 18,26 persen.

Harga emas cetakan Antam dan UBS yang dijual di Pegadaian juga memecahkan rekor baru.  Dalam sepekan terakhir, rekor harga emas di tingkat ritel sudah terpecahkan sedikitnya dua kali. Pergerakan harga emas bisa dilihat pada infografis di bawah ini  :

Klik gambar untuk informasi detail

Harga emas yang semakin berkilau membuat masyarakat makin berminat untuk menanamkan uang di produk logam mulia. Hal ini diakui oleh PT Pegadaian (Persero). Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto mengatakan per Desember 2019 jumlah nasabah tabungan emas mencapai 4,6 juta atau tumbuh 155 persen. Per Januari 2020, jumlah nasabah bertambah menjadi 4,79 juta.

Tabungan emas merupakan salah satu produk andalan Pegadaian yang memungkinkan investasi emas dilakukan dalam jumlah kecil. Investasi dalam produk ini bersifat titipan atau nonfisik. Namun, nasabah tetap bisa mengajukan permintaan cetak emas saat jumlah tabungan mencapai level tertentu.

Menurut Kuswiyoto, lonjakan jumlah nasabah tabungan emas sejalan dengan pengetahuan masyarakat dalam berinvestasi di komoditas yang likuid seperti emas. Dia menyebut, harga emas terus meningkat di tengah ketidakpastian ekonomi global.

"Investasi emas di Pegadaian sangat mudah dijangkau oleh masyarakat. Apalagi produk Tabungan Emas sudah bisa dimiliki hanya dengan membeli 0,01 gram emas,“ tutup Kuswiyoto.

Di sisi lain, tingkat pembelian logam mulia dinilai sejalan dengan pertumbuhan tingkat konsumsi kelas menengah sampai titik tertentu. Hal tersebut disampaikan oleh CEO PT Aurum Digital Internusa (Masduit) Bony Faliandri Hudi kepada Bisnis terkait perkembangan layanan tabungan emas digital.

Menurut dia, pertumbuhan jumlah nasabah tabungan emas digital sejalan dengan pertumbuhan tingkat pendapatan masyarakat. Bony merujuk kepada hasil studi Jingting Liu yang bertajuk Covered in Gold: Examining Gold Consumption by Middle Class Consumers in Emerging Markets.

Berdasarkan studi tersebut, kenaikan tingkat pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable income) sejalan dengan peningkatan konsumsi emas."Semakin tinggi disposable income-nya, maka semakin tinggi konsumsi logam mulianya. Makanya, seperti di Indonesia ketika dapat tunjangan hari raya [THR], pembelian logam mulia cenderung tinggi," ujar Bony kepada Bisnis, Kamis (5/3/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper