Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Amerika Serikat (AS) terbenam di zona merah pada akhir perdagangan Selasa (3/3/2020), akibat terseret kekhawatiran investor soal dampak wabah penyakit virus corona (Covid-19).
Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 berakhir anjlok 2,81 persen ke level 3.003,37, indeks Dow Jones Industrial Average turun tajam 2,94 persen ke posisi 25.917,41, dan indeks Nasdaq Composite ditutup merosot 2,99 persen ke level 8.684,09.
Setelah mampu rebound dan melonjak pada perdagangan Senin (2/3/2020), ketiga indeks saham utama di bursa Wall Street AS tersebut terguling karena tertekan oleh kekhawatiran investor bahwa langkah pemangkasan darurat suku bunga acuan oleh Federal Reserve AS tak akan cukup untuk melawan dampak ekonomi virus corona.
Indeks S&P 500 jatuh untuk kedelapan kalinya dalam sembilan hari perdagangan setelah bank sentral AS tersebut melancarkan pemangkasan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi kisaran 1 persen - 1,25 persen dalam rapat darurat pada Selasa (3/3/2020) waktu setempat.
Pemotongan suku bunga ini merupakan langkah yang tak biasa dilakukan Bank Sentral Amerika, karena normalnya dilakukan secara terjadwal.
Dalam pernyataannya, The Fed menegaskan bahwa pemangkasan darurat itu bukanlah bentuk melemahnya ekonomi Paman Sam.
Baca Juga
“Namun, virus corona menimbulkan risiko yang berkembang terhadap kegiatan ekonomi. Mengingat risiko-risiko ini dan dalam mendukung pencapaian pekerjaan maksimum dan sasaran stabilitas harga, Komite Pasar Terbuka The Fed hari ini [Selasa} memutuskan untuk menurunkan suku bunga,” papar The Fed.
Ini adalah kali pertama sejak 12 tahun terakhir The Fed melakukan pemangkasan darurat. Terakhir, langkah ini diambil pada 2008, kala terjadi krisis perbankan dalam subprime mortage.
Selama jumpa pers pada Selasa (3/3), Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa ekonomi AS tetap kuat tetapi wabah virus akan membebani aktivitas "untuk beberapa waktu".
Imbal hasil Treasury AS bertenor 2 tahun pun merosot menjadi 0,70 persen, sedangkan imbal hasil untuk Treasury AS bertenor 10 tahun anjlok di bawah 1 persen untuk pertama kalinya.
“Apakah pengurangan sebesar 50 basis poin mengubah segala sesuatu? Itu pertanyaan yang sulit untuk dijawab,” ujar Subadra Rajappa, head of US rates strategy di Societe Generale.
“Langkah pemangkasan The Fed cenderung kurang efektif dalam situasi seperti ini ketika terdapat guncangan penawaran dan permintaan,” tambahnya.
Investor ramai-ramai melepaskan aset berisiko pekan lalu karena wabah virus mematikan itu mengancam untuk menggagalkan pertumbuhan global. Pada Senin (2/3), sentimen investor terangkat di tengah antisipasi tindakan terkoordinasi negara-negara G7 untuk menghadapi ancaman virus itu.
“Dengan penurunan suku bunga yang lebih besar dari biasanya tampak menunjukkan para pejabat Fed panik seperti yang dilakukan investor pasar saham pekan lalu,” kata Chris Rupkey, kepala ekonom keuangan untuk MUFG Union Bank.
“Mereka tidak perlu begitu agresif dan The Fed di bawah Powell, dalam pandangan kami, terus merespons lebih salah pada pasar keuangan ketimbang pada ekonomi yang lebih luas. Kita belum berada dalam resesi dan langkah [pengurangan suku bunga] hari ini tak akan mencegahnya terjadi,” imbuh Rupkey.
Kelompok ekonomi OECD pada Senin (2/3) memperingatkan bahwa pertumbuhan global akan turun ke level terendah dalam lebih dari satu dekade dan semakin banyak perusahaan yang menyampaikan peringatan tentang dampak virus corona.
Pergerakan Bursa Wall Street 3 Maret | ||
---|---|---|
Indeks | Level | Perubahan (persen) |
Dow Jones | 25.917,41 | -2,94 |
S&P 500 | 3.003,37 | -2,81 |
Nasdaq | 8.684,09 | -2,99 |
Sumber: Bloomberg