Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Kalbe (KLBF) dan Mandom (TCID) Soal Harga Produk

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT Mandom Indonesia Tbk. (TCID) belum berencana melakukan penyesuaian harga jual produk.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi (kanan) berbincang dengan Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk. Vidjongtius saat menerima para finalis Kalbe Junior Scientist Award (KJSA) di Jakarta, Jumat (13/10)./JIBI-Nurul Hidayat
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi (kanan) berbincang dengan Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk. Vidjongtius saat menerima para finalis Kalbe Junior Scientist Award (KJSA) di Jakarta, Jumat (13/10)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Dua emiten barang konsumsi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT Mandom Indonesia Tbk. (TCID) belum berencana melakukan penyesuaian harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) produk pada awal tahun ini.

Presiden Direktur Kalbe Farma, Vidjongtius mengatakan terakhir kali perseroan mengeksekusi penyesuaian harga jual rata-rata adalah pada 2019 lalu dengan kenaikan sebesar 1 hingga 2 persen.

“Saat ini belum ada rencana kenaikan harga,” ungkap Vidjongtius kepada Bisnis.com, Selasa (25/2/2020).

Kendati demikian, Kalbe Farma menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 6 hingga 8 persen pada 2020, sama seperti pencapaiannya tahun lalu.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Sekretaris Perusahaan Mandom Indonesia Alia Risyamaya Dewi.

Meski pihaknya mengakui sebagian besar penuruan laba tahun 2019 disumbang oleh kenaikan harga bahan baku, pihaknya belum bisa menentukan penyesuaian harga jual pada awal tahun ini.

“Kenaikan harga belum bisa kami putuskan di awal tahun. Kami akan monitor kondisi tahun berjalan karena kenaikan harga adalah opsi terakhir,” ujar Alia.

Dia menuturkan, perseroan sudah pernah mengambil langkah tersebut pada 2019 lalu. Namun, karena persentase kenaikan harga hanya sedikit, dampaknya tidak terlalu signifikan terhadap kinerja perseroan.

Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), produsen jenama Gatsby, Pixy, dan Puchelle ini mencatatkan laba bersih Rp145,15 miliar, merosot 16,12 persen dari sebelumnya Rp173,05 miliar.

Adapun, pendapatan Mandom pada 2019 naik 5,71 persen menjadi Rp2,80 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp2,65 triliun.

Penjualan domestik masih menjadi penopang penjualan perseroan dengan catatan sebesar Rp2,05 triliun. Pemasaran ekspor berkontribusi Rp752,86 miliar.

Alia menyebutkan komposisi ekspor idealnya akan tetap dalam rasio 25 sampai 30 persen dari target pendapatan. Dengan demikian, perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 5 hingga 10 persen pada 2020.

Strategi yang akan dilakukan perseroan pada tahun ini diantaranya meluncurkan produk baru, meningkatkan penetrasi pasar untuk produk baru yang rilis akhir tahun lalu, serta aktif dalam kegiatan iklan dan promosi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper