Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anjlok ke Level Terendah 5 Tahun, Bagaimana Prospek Saham Waskita Karya (WSKT)?

Pada perdangan Senin (24/2/2020), saham Waskita Karya ditutup melemah 6,52 persen ke level Rp1.075 per saham. Harga saham perseroan kini berada pada level terendah sejak Desember 2014 yang sempat mencapai sekitar Rp1,072 per saham.
GEDUNG BUMN WASKITA. Bisnis/Arief Hermawan P
GEDUNG BUMN WASKITA. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk. terus merosot di pasar saham, bahkan mencapai level terendahnya sejak akhir 2014.

Mengutip data Bloomberg, pada perdangan Senin (24/2/2020), saham Waskita Karya ditutup melemah 6,52 persen ke level Rp1.075 per saham. Harga saham perseroan kini berada pada level terendah sejak Desember 2014 yang sempat mencapai sekitar Rp1,072 per saham.

Penurunan harga saham emiten berkode saham WSKT ini telah terjadi sejak awal tahun. Secara tahun berjalan atau year to date sahamnya mencatatkan penurunan sebesar 27,61 persen.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menjelaskan penurunan itu tak lain disebabkan oleh sorotan investor terhadap porsi utang perseroan. Total liabilitas perseroan mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

“Saat ini total liabilitas WSKT ada di angka Rp108 triliun, hal ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 4 tahun yang lalu yang sebesar Rp34 Triliun. Hal ini menyebabkan rasio utang dibandingkan modal [debt to equity ratio/DER] WSKT berada di angka 3,7 kali, angka yang cukup tinggi,” jelasnya kepada Bisnis.com, Senin (24/2/2020).

Dia mengatakan rasio DER emiten tersebut juga termasuk yang paling tinggi jika dibandingkan dengan emiten sejenis lainnya. PT PP (Persero) Tbk. misalnya hanya memiliki DER sebesar 1,25 kali, sedangkan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. sebesar 1,71 kali. Adapun, DER PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. hanya mencapai 0,92 kali.

Frankie menjelaskan salah satu penyebab tingginya kenaikan utang perseroan adalah banyaknya proyek penugasan yang dimandatkan oleh pemerintah. Meski membuat laba tumbuh lebih tinggi dibandingkan BUMN karya lain, rasio utang juga ikut terkerek.

Hal lain yang turut membuat saham WSKT terus turun adalah penurunan laba yang cukup besar hingga kuartal III/2019. Hingga periode itu, laba bersih perseroan hanya mencapai sekitar Rp1,15 triliun, turun 68 persen dari periode yang sama tahun lalu.

“Hal ini tentunya menjadi concern bagi investor karena meskipun WSKT sudah mengalami penurunan harga, tetapi laba yang dihasilkan ternyata juga mengalami penurunan,” ujarnya.

Dia mengatakan kondisi ini yang membuat kapitalisasi pasar WSKT turun hingga level Rp15 triliun, terendah dalam 5 tahun terakhir. Dalam periode ini kapitalisasi pasar terbesar WSKT pernah menembus Rp40 triliun.

Meski begitu, dia berpendapat saham WSKT masih cukup menarik untuk dikoleksi investor saat ini. Saham WSKT berpotensi rebound seiring dengan target kontrak baru yang cukup optimistis, sekitar Rp46 triliun—Rp50 triliun.

“Tentunya jika target tercapai, pendapatan WSKT juga akan meningkat, dan hal ini tentunya menjadikan WSKT menjadi emiten yang memiliki prospek menarik untuk investor. Pembayaran proyek turnkey juga akan membantu arus kas, dan kontrak baru akan meningkatkan pendapatan Waskita,” katanya.

Dia berbagai pertumbangan itu, dia menetapkan rekomendasi beli untuk WSKT. Adapun, target harga saham WKST diproyeksikan mencapai Rp1.500 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper