Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Unjuk Gigi di Tengah Pelemahan Bursa Asia

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melanjutkan penguatannya pada akhir perdagangan hari kedua berturut-turut, Selasa (18/2/2020).
Karyawan melintas didekat layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintas didekat layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melanjutkan penguatannya pada akhir perdagangan hari kedua berturut-turut, Selasa (18/2/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG ditutup di level 5.886,96 dengan penguatan 0,33 persen atau 19,44 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Senin (17/2/2020), IHSG berakhir di level 5.867,52 dengan kenaikan tipis 0,01 persen atau 0,58 poin.

Sebelum berhasil melanjutkan penguatannya, indeks sempat tergelincir ke zona merah dengan dibuka terkoreksi 0,18 persen atau 10,64 poin di posisi 5.856,88 pada Selasa (18/2) pagi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak fluktuatif di level 5.855,92 – 5.907,14.

Sebanyak 8 dari 9 sektor berakhir di wilayah positif, dipimpin industri dasar (+1,86 persen) dan properti (+1,47 persen). Satu-satunya sektor yang berakhir di zona merah hanya finansial (-0,35 persen).

Sementara itu, dari 682 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 218 saham menguat, 145 saham melemah, dan 319 saham stagnan.

Saham PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) yang masing-masing naik 3,39 persen dan 10 persen menjadi pendorong utama penguatan IHSG.

Di sisi lain, pelemahan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) masing-masing sebesar 1,57 persen dan 0,37 persen menjadi penekan utama sekaligus membatasi besarnya kenaikan indeks.

Menurut Direktur PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya, pola uptrend masih terlihat pada pergerakan IHSG dalam jangka panjang.

“Hal ini juga ditunjang beberapa faktor seperti masih tercatatnya inflow secara ytd, masih stabilnya perekonomian, serta kuatnya fundamental perekonomian kita hingga saat ini,” papar William melalui riset harian yang diterima Bisnis.

Berbanding terbalik dengan IHSG, indeks saham lainnya di Asia mayoritas tertekan di zona merah. Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang melorot 1,40 persen dan 1,31 persen masing-masing, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan turun tajam 1,48 persen.

Di China, indeks saham blue-chip CSI 300 melemah 0,49 persen. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong dan Taiex Taiwan masing-masing berakhir melemah 1,54 persen dan 0,97 persen.

Secara keseluruhan, bursa saham Asia tertekan setelah Apple menyampaikan peringatan bahwa target penjualan kuartalannya berisiko meleset di tengah wabah virus corona (Covid-19).

Target pendapatan kuartalan Apple berisiko meleset karena perlambatan kerja dan lesunya permintaan untuk smartphone.

Raksasa teknologi asal Amerika Serikat tersebut pada Senin (17/2/2020) menyatakan bahwa pasokan iPhone, yang menghasilkan sebagian besar pendapatan Apple, untuk sementara ini dibatasi karena produksi meningkat lebih lambat daripada yang diantisipasi.

“Aktivitas kerja mulai kembali di seluruh negeri, tetapi kami mengalami proses kembali yang lebih lambat ke kondisi normal daripada yang kami perkirakan,” terang perusahaan dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Bloomberg.

Selain itu, permintaan untuk iPhone telah berkurang karena toko-toko di China ditutup ataupun beroperasi dengan jam kerja yang berkurang dan sedikit pelanggan.

Apple telah memproyeksikan pendapatan senilai US$63 miliar hingga US$67 miliar untuk kuartal kedua tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2020. Adapun rata-rata analis memperkirakan pendapatan senilai US$65,23 miliar, menurut data yang dihimpun Bloomberg.

Ketika mengumumkan targetnya itu pada Januari, Apple mengatakan bahwa mereka mengantisipasi pembukaan kembali pabrik-pabrik mulai 10 Februari.

Namun proses itu berjalan lambat karena pekerja-pekerja pabrik dan mitra-mitra manufaktur berupaya membendung virus, yang hingga kini telah merenggut lebih dari 1.800 nyawa di China, itu menyebar lebih jauh.

"Sejauh ini saya percaya bahwa sebagian besar dari apa yang kita lihat adalah konsumsi yang tertunda," kata Andy Kapyrin, seorang mitra di RegentAtlantic Capital.

Di tengah lunturnya daya tarik aset-aset berisiko, nilai tukar rupiah ditutup melemah 34 poin atau 0,25 persen di level Rp13.694 per dolar AS, setelah mampu mencatat apresiasi dua hari perdagangan beruntun sebelumnya.

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

Kenaikan (persen)

BRPT   

+3,39

EMTK

+10,00

TPIA

+1,41

INTP

+2,68

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

Penurunan (persen)

BBRI

-1,57

BBCA

-0,37

BMRI

-0,32

PLIN

-8,31

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper