Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apple Beri Peringatan Dampak Virus Corona, Indeks Blue-Chip China Melemah

Indeks saham blue-chip China mengakhiri pergerakannya di zona merah pada perdagangan hari ini, Selasa (18/2/2020), setelah Apple menyampaikan peringatan bahwa target pendapatan kuartalannya berisiko meleset di tengah wabah virus corona (Covid-19).
Seorang petugas polisi yang mengenakan masker pelindung berjalan melewati toko Apple yang tutup di Shanghai, China, pada 5 Februari 2020./ Qilai Shen - Bloomberg
Seorang petugas polisi yang mengenakan masker pelindung berjalan melewati toko Apple yang tutup di Shanghai, China, pada 5 Februari 2020./ Qilai Shen - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks saham blue-chip China mengakhiri pergerakannya di zona merah pada perdagangan hari ini, Selasa (18/2/2020), setelah Apple menyampaikan peringatan bahwa target pendapatan kuartalannya berisiko meleset di tengah wabah virus corona (Covid-19).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks CSI 300 di Shenzhen yang berisikan saham-saham blue chip ditutup melemah 0,49 persen atau 19,91 poin di level 4.057,51.

Sebanyak 1.042 saham menguat, 441 saham melemah, dan 61 saham stagnan dari 1.544 saham yang diperdagangkan pada CSI 300.

Penurunan terdalam dibukukan saham Jiangsu Boxin Investing & Holdings Co. sebesar 10,01 persen, diikuti saham Sino-Agri Leading Biosciences Co. Ltd. yang melorot 8,20 persen.

Target pendapatan kuartalan Apple berisiko meleset karena perlambatan kerja dan lesunya permintaan untuk smartphone.

Raksasa teknologi asal Amerika Serikat tersebut pada Senin (17/2/2020) menyatakan bahwa pasokan iPhone, yang menghasilkan sebagian besar pendapatan Apple, untuk sementara ini dibatasi karena produksi meningkat lebih lambat daripada yang diantisipasi.

“Aktivitas kerja mulai kembali di seluruh negeri, tetapi kami mengalami proses kembali yang lebih lambat ke kondisi normal daripada yang kami perkirakan,” terang perusahaan dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Bloomberg.

Selain itu, permintaan untuk iPhone telah berkurang karena toko-toko di China ditutup ataupun beroperasi dengan jam kerja yang berkurang dan sedikit pelanggan.

Apple telah memproyeksikan pendapatan senilai US$63 miliar hingga US$67 miliar untuk kuartal kedua tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2020. Adapun rata-rata analis memperkirakan pendapatan senilai US$65,23 miliar, menurut data yang dihimpun Bloomberg.

Ketika mengumumkan targetnya itu pada Januari, Apple mengatakan bahwa mereka mengantisipasi pembukaan kembali pabrik-pabrik mulai 10 Februari.

Namun proses itu berjalan lambat karena pekerja-pekerja pabrik dan mitra-mitra manufaktur berupaya membendung virus, yang hingga kini telah merenggut lebih dari 1.800 nyawa di China, itu menyebar lebih jauh.

"Sejauh ini saya percaya bahwa sebagian besar dari apa yang kita lihat adalah konsumsi yang tertunda," kata Andy Kapyrin, seorang mitra di RegentAtlantic Capital.

Di sisi lain, indeks Shanghai Composite mampu bernasib lebih baik dengan ditutup naik tipis 0,05 persen atau 1,350 poin di level 2.984,97.

Dari 300 saham yang diperdagangkan, 99 saham menguat, 188 saham melemah, dan 13 saham stagnan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper