Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan analis menilai dampak dari penyebaran virus corona yang meluas ke berbagai sektor tidak akan berdampak terhadap fundamental emiten pariwisata.
Analis Teknikal Royal Investium Sekuritas Wijen Pontus mengatakan wabah virus corona baru merebak pada akhir Januari 2020 lalu. Dia mengakui, kunjungan wisatawan dari China bakal anjlok seiring pembatasan penerbangan dari dan ke China.
“Hal ini akan berdampak pada pariwisata dan jumlah wisatawan. Namun, kita tidak bisa melihat dalam jangka pendek,” katanya kepada Bisnis.com, Kamis (6/2/2020).
Menurut Wijen, hingga saat ini dampak turunan dari penyebaran virus corona masih terjadi di dua bulan pertama 2020. Dia yakin dampak tersebut tidak akan menganggu fundamental emiten yang bergelut di industri pariwiasata.
Dia beralasan, kontribusi turis China terhadap pariwiasta nasional tidak terlalu signifikan karena belum mencapai 10 persen. Emiten masih bisa mendapat kunjungan tamu dari turis lokal yang jumlahnya tak kalah banyak. Di samping itu, sentimen virus corona juga bakal mereka jika indikasi penemuan anti virus benar-benar ditemukan.
“Ini baru berjalan kurang dari satu bulan jadi kinerja emiten tidak mungkin sampai anjlok. Paling jelek ini berlangsung sampai Semester pertama 2020,” tuturnya.
Baca Juga
Dihubungi secara terpisah, Direktur Utama PT Red Planet Indonesia Tbk NG Suwito perseroan juga tidak akan terimbas dampak turunan penyebaran virus corona. Dia mengaku, sebagian besar tamu hotel Red Planet berasal dari dalam negeri.
“Kami sampai saat ini tidak terpengaruh karena tamu kami 90 persen domestik, ” ujar Suwito.
Hal senada pun disampaikan oleh Sekretaris Perusahaan PT Bukit Uluwatu Villa Tbk Benita Sofia. Dia menyebut, dampak penyebaran virus terhadap jumlah kunjungan tamu tidak signifikan.