Bisnis.com, JAKARTA - Wabah virus Corona yang merebak di China turut merembet ke industri perhotelan di dalam negeri. Emiten yang bergerak di sektor perhotelan telah merasakan dampaknya.
Sekretaris Perusahaan PT Indonesian Paradise Property Tbk. Yanti Makmur mengatakan dampak virus corona tekah menggerus tingkat penghunian kamar atau okupansi hotel perseroan berkisar 20 persen hingga 25 persen.
“Merebaknya virus korona cukup berdampak kepada okupansi hotel. Hal ini disebabkan turis dari negara lain atau mancanegara enggan bepergian serta terjadi pembatalan pemesanan,” ujarnya kepada Bisnis pada Kamis (6/2/2020).
Sebagaimana diketahui, wabah virus corona yang merebak di China sejak Januari 2020 telah berdampak luas terhadap berbagai kegiatan ekonomi, baik di China maupun di luar China. Industri pariwisata, termasuk perhotelan rentan terpapar risiko karena sejak virus corona merebak, penerbangan dari dan ke China dibatasi maupun dibatalkan.
Yanti menambahkan, dampak virus corona berpotensi mempengaruhi kinerja perseroan pada kuartal I/2020. Namun, dia menyebut perseroan masih melakukan analisis terkait seberapa besar dampaknya. Adapun periode kuartal pertama 2020 baru memasuki bulan kedua.
Indonesia Paradise Property sedikitnya memiliki sepuluh hotel yang tersebar di Bali, Jakarta, Batam, dan Yogyakarta. Di Bali, emiten bersandi saham INPP itu mengelola Sheraton Bali Kuta Resort, Maison Aurelia, dan Harris Hotel Tuban.
Baca Juga
Sementara itu, di Jakarta INPP memiliki Hotel Grand Hyatt, Keraton at the Plaza Hotel, Harris FX Suites, dan Harris Hotel Jakarta. Di Batam, INPP mengelola Harris Hotel Batam Center, Harris Hotel Resort Waterfront Batam.
Untuk diketahui, segmen perhotelan merupakan salah satu kontributor utama INPP. Per September 2019, pendapatan INPP dari hotel mencapai Rp256,23 miliar atau 37,63 persen dari total pendapatan INPP. Jumlah pendapatan dari hotel pada September 2019 juga tercatat tumbuh 9,42 persen dibandingkan periode September 2018.