1. Bursa Pede Minat IPO Tetap Tinggi, Ini Alasannya
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengaku tetap optimis penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) dari calon emiten akan tetap deras kendati pasar modal dilanda volatilitas.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan hingga saat ini sudah ada 22 perusahaan yang siap melepas saham ke publik lewat IPO di Bursa Efek Indonesia.
Baca berita lengkapnya di sini.
2. Rencana Rights Issue Belum Dongkrak Laju Saham Chandra Asri (TPIA)
Kalangan analis menilai rencana penambahan modal oleh PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.tidak akan serta merta mendongkrak harga perseroan. Valuasi saham Chandra Asri dinilai sudah kelewat mahal.
Head of Research Analyst FAC Sekuritas, Wisnu Prambudi Wibowo mengatakan rencana penambahan modal melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue memang akan meningkatkan kinerja perseroan.
Baca berita lengkapnya di sini.
3. Kepemilikan Asing di SUN Turun Akibat Brexit
Brexit disebut sebagai penyebab turunnya kepemilikan asing terhadap surat utang negara (SUN) beberapa hari belakangan. Akan tetapi penurunan dinilai masih wajar dan hanya sementara.
Direktur Bahana TCW Rukmi Proborini menilai keluarnya Inggris dari Uni Eropa secara resmi per 31 Januari kemarin membuat investor asing cenderung mencari suaka pajak dan menghindari negara-negara berkembang.
Baca berita lengkapnya di sini.
4. Right Issue: Chandra Asri (TPIA) Kantongi Izin Pemegang Saham
Emiten petrokimia, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. akan melepas sebanyak-banyaknya 7,1 miliar saham melalui aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue.
Direktur Chandra Asri Petrochemical Suryandi mengatakan bahwa telah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham untuk melakukan HMETD dengan jumlah maksimal rencana pengeluaran sebesar 7,1 miliar saham dengan nilai nominal Rp200 per saham.
Baca berita lengkapnya di sini.
5. Galang Dana, Holding BUMN Farmasi Racik Resep Aksi Korporasi
PT Bio Farma (Persero) baru saja menjadi perusahaan induk atau holding di bidang farmasi. Perusahaan ini tengah mempertimbangkan aksi korporasi di pasar modal guna menopang ekspansi ke depan.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan holding BUMN farmasi mengalokasikan belanja modal hampir Rp3 triliun pada tahun ini. Jumlah itu terdiri dari Rp500 miliar di Bio Farma dan Rp2 triliun di PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
Baca berita lengkapnya di sini.